59 Santri Diduga Tertimbun Reruntuhan Ponpes Sidoarjo, Proses Evakuasi Gunakan Alat Berat

SUARAMALANG.COM, Sidoarjo – Bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk pada Senin (29/9/2025) sore dan menimbun puluhan santri di bawah reruntuhan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa hingga Kamis (2/10/2025), tercatat 59 santri masih tertimbun dan diperkirakan sudah tanpa tanda-tanda kehidupan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan bahwa hingga saat ini sebanyak 108 korban telah berhasil dievakuasi, dengan lima di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Ia menambahkan bahwa data sementara menunjukkan 59 santri yang masih hilang sudah tidak menunjukkan tanda vital berdasarkan analisis situasi di lokasi bencana.

Menurutnya, tim gabungan masih berupaya mencari keberadaan para korban dengan menggunakan peralatan khusus meskipun titik pasti lokasi mereka belum bisa dipastikan.

Basarnas telah berhasil mengidentifikasi 15 titik potensial, terdiri dari delapan kategori hitam dan tujuh kategori merah. Dari titik merah tersebut, lima korban berhasil diselamatkan sementara dua lainnya dipastikan meninggal dunia.

Suharyanto menegaskan bahwa pihaknya tetap memberikan waktu dan kesempatan kepada tim gabungan untuk melakukan pencarian maksimal sebelum memulai evakuasi penuh dengan alat berat.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menyampaikan bahwa BNPB telah melakukan komunikasi intensif dengan keluarga korban terkait langkah-langkah evakuasi lanjutan.

Dalam dialog bersama keluarga korban, disampaikan bahwa harapan adanya korban selamat di bawah reruntuhan semakin kecil meskipun waktu evakuasi belum melewati fase golden time atau 72 jam.

Pihak keluarga akhirnya menyetujui penggunaan alat berat dalam proses evakuasi setelah mendapatkan penjelasan menyeluruh dari BNPB dan tim gabungan.

Sebagai bentuk kesepakatan, keluarga korban juga telah menandatangani dokumen resmi persetujuan penggunaan alat berat dalam proses penyelamatan.

Proses evakuasi kemudian dilakukan dengan sangat hati-hati menggunakan lima unit crane yang dioperasikan untuk mengangkat balok-balok bangunan satu per satu.

BNPB juga menyiapkan 30 ambulans, 300 kantong jenazah, serta 30 dump truck untuk membantu pengangkutan reruntuhan dan kemungkinan penemuan korban.

Pratikno menekankan bahwa seluruh proses akan dijalankan dengan kehati-hatian penuh demi menghormati keluarga korban dan menghindari kerusakan lebih lanjut terhadap jasad yang tertimbun.

Tragedi ini menjadi duka mendalam bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny serta masyarakat Sidoarjo yang terus memantau perkembangan evakuasi.

Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan yang terdiri dari BNPB, Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan pihak pesantren masih bekerja keras mengevakuasi para korban.

Pemerintah pusat juga memastikan dukungan penuh terhadap proses penanganan bencana ini dengan menyalurkan bantuan logistik, tenaga medis, serta sarana pendukung lainnya.

Masyarakat di sekitar lokasi turut memberikan dukungan moral dan bantuan bagi para keluarga korban yang menunggu kabar di posko evakuasi.

Proses evakuasi diperkirakan akan berlangsung beberapa hari mengingat kondisi reruntuhan yang cukup berat dan luas.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap memberikan ruang bagi tim penyelamat agar evakuasi berjalan lancar dan efektif.

Pewarta : M.Nan

Exit mobile version