SUARAMALANG.COM, Surabaya – Kerusuhan yang terjadi pada 29-31 Agustus 2025 di Surabaya dan Sidoarjo berujung pada penangkapan 18 orang oleh Polda Jawa Timur, termasuk 10 anak berhadapan dengan hukum (ABH).
Kombes Widiatmoko, Dirreskrimum Polda Jatim, menjelaskan pihaknya juga mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga terkait dengan aksi tersebut.
“Untuk barang bukti yang kami amankan, 11 buku berpaham anarkis, 42 batu, 10 jaket hoodie, 18 ponsel, 9 sepeda motor, hingga rompi dan tameng yang dicuri,” kata Widiatmoko pada 18 September 2025.
Barang-barang tersebut ditemukan di lokasi kerusuhan dan dari hasil penggeledahan rumah beberapa tersangka.
Selain itu, polisi juga menemukan buku-buku karya tokoh dunia seperti Karl Marx, Friedrich Engels, dan Che Guevara.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, menegaskan pihaknya tidak melarang masyarakat membaca buku apa pun, tetapi mengingatkan agar isi buku tidak dipraktikkan untuk tindakan kekerasan.
“Silakan baca buku, tetapi kalau kemudian dipraktikkan, berarti kan proses pembelajarannya dari buku itu. Kalau tidak bagus, jangan dipraktikkan,” kata Irjen Nanang pada 18 September 2025.
Dari penangkapan ini, GLM (24) menjadi salah satu tersangka utama yang kini tengah menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik.
Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dari Mabes Polri menyatakan proses hukum akan berjalan sesuai alat bukti yang sah.
“Perbuatan seseorang itu adalah suatu perbuatan yang dikonstruksikan melanggar suatu tindak pidana di dalam hukum positif negara dengan alat bukti yang ada,” ujarnya pada 19 September 2025.
Meski begitu, sejumlah organisasi masyarakat sipil mulai mempertanyakan penyitaan buku dalam kasus ini. Mereka menilai tindakan tersebut berpotensi melanggar kebebasan berekspresi dan berpikir yang dijamin oleh konstitusi.
Proses penyidikan akan terus berlanjut untuk mengungkap apakah ada jaringan yang lebih besar di balik kerusuhan ini.
Pewarta : M.Nan
