Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji Mengangkat Identitas Malang Lewat Pagelaran Wayang Tiga Dimensi 

SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Pagelaran Wayang Tiga Dimensi Sutasoma pada peresmian Work Station UNESCO di Universitas Brawijaya menjadi sorotan, tetapi salah satu pusat perhatian terbesar datang dari Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji. Sanggar seni asal Malang Raya itu tampil sebagai penggerak utama pertunjukan, memperlihatkan bagaimana identitas budaya Malangan tetap hidup melalui generasi mudanya.

Ciri khas dialog Malangan yang digunakan Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji menjadi salah satu elemen paling mencolok dalam pementasan. Alunan bahasa lokal yang lugas, spontan, dan akrab bagi masyarakat Malang membuat lakon Sutasoma terasa lebih dekat dan membumi.

Gaya bicara khas Malangan itu menjadi identitas kuat sanggar, sekaligus pembeda yang menegaskan karakter budaya Malang di tengah keragaman seni tradisi Nusantara.

Tidak hanya dari sisi bahasa, gaya penyajian Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji juga menghadirkan nuansa berbeda. Meski membawa lakon klasik penuh nilai filosofi, Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji menyajikan cerita dengan ritme yang lebih hidup dan relevan.

Keseimbangan antara pakem wayang, kreativitas generasi muda, dan nuansa lokal Malangan menjadikan pagelaran ini menarik bagi penonton lintas usia baik tamu lokal, nasional, maupun delegasi internasional.

Kehadiran Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji dalam acara resmi Universitas Brawijaya dan UNESCO ini sekaligus memperlihatkan kapasitas sanggar lokal dalam membawa seni tradisi ke lingkup yang lebih luas.

Mereka tidak hanya memainkan wayang sebagai pertunjukan seni, namuni juga menjadikan pagelaran ini sebagai medium untuk memperkenalkan identitas budaya Malang di penjuru dunia.

Melalui penampilan penuh karakter tersebut, Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak harus berhenti pada reproduksi tradisi.

Saat wayang dipraktekkan dan dikbangkan generasi muda yang kreatif dan percaya diri, budaya lokal justru dapat tampil lebih kuat dan membanggakan.

Pada panggung UNESCO di Universitas Brawijaya, Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji berhasil membuktikan bahwa wayang bukan sekadar hiburan, namun identitas budaya jawa yang terus hidup.

Pagelaran Wayang Tiga Dimensi ini menegaskan bila Sanggar Seni Gumelaring Sasangka Aji merupakan salah satu wajah utama seni tradisi di Malang Raya. Dengan dialog, gaya penyajian, dan interpretasi yang khas, seniman mengangkat budaya lokal ke tingkat yang lebih tinggi menjadikannya relevan, dikenal, dan dihargai lebih luas.

Pewarta: *Ardhelia

Exit mobile version