SUARAMALANG.COM, Kabupaten Malang – Perumda Tirta Kanjuruhan secara resmi mengumumkan target transformasi digital menyeluruh dengan menuju layanan 100% online pada 2026. Langkah strategis ini diambil untuk mengatasi tantangan geografis sekaligus memodernisasi pelayanan publik di wilayah Kabupaten Malang.
Direktur Utama Perumda Tirta Kanjuruhan, H. Syamsul Hadi, S.Sos, MM, menegaskan komitmen ini sebagai bentuk respons terhadap perkembangan zaman. “Perumda Tirta Kanjuruhan akan terus menunjukkan komitmennya terutama dalam hal layanan publik yang modern dan efisien,” ujarnya.
Implementasi transformasi digital ini bersandar pada aplikasi My Tirta Kanjuruhan yang telah diunduh lebih dari 5.000 pengguna. Aplikasi tersebut menghadirkan enam fitur utama meliputi pengecekan dan pembayaran tagihan, pengaduan, pendaftaran pelanggan baru, pencari loket terdekat, serta informasi gangguan.
Kolaborasi Strategis
Untuk mewujudkan target ambisius tersebut, Perumda Tirta Kanjuruhan berkolaborasi dengan PT Bimasakti Multi Sinergi sejak 2019. Direktur Teknik Ir. M. Haris Fadilah menyatakan kolaborasi ini difokuskan pada penguatan sistem pembayaran rekening air dan non-air.
Head of Regional Partnership PT Bimasakti Multi Sinergi, Rudihanto, menjelaskan, “Kerja sama selama enam tahun ini membuktikan komitmen kami dalam mendukung transformasi digital sektor pelayanan publik.”
Rencana konkret termasuk mengintegrasikan payment gateway “Winpay” ke dalam aplikasi My Tirta Kanjuruhan. Integrasi ini memungkinkan pembayaran melalui Virtual Account, QRIS, modern retail, hingga e-wallet.
Mengatasi Tantangan Geografis
Kebijakan digitalisasi ini memiliki urgensi tinggi mengingat kondisi geografis Kabupaten Malang yang mayoritas wilayahnya berupa pedesaan. Haris Fadilah mengungkapkan fakta di lapangan dimana sebagian pelanggan harus menempuh jarak hingga 2 kilometer untuk mencapai loket pembayaran.
“Sebab diantaranya ada yang jarak rumah pelanggan menuju loket kantor unit itu sampai 2 km. Jarak itu tentu bisa juga merepotkan. Kami tidak ingin pelanggan mengalami itu,” kata dia.
Meski demikian, adopsi digital masih menghadapi tantangan. Hingga saat ini, kurang dari 50% dari total 150.000 lebih pelanggan yang telah memanfaatkan aplikasi untuk pembayaran tagihan.
Sosialisasi Intensif
Menanggapi hal tersebut, manajemen berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi. “Mungkin banyak faktor yang mempengaruhinya. Belum semua pelanggan yang ada memahami fasilitas ini. Tapi kami tidak akan kendor untuk mensosialisasikannya,” tegas Haris.
Sri Agustina, perwakilan internal Perumda, mengonfirmasi manfaat digitalisasi telah dirasakan secara operasional. “Digitalisasi sistem pembayaran sangat membantu dalam pencatatan keuangan yang lebih akurat dan transparan,” ujarnya.
Ke depan, seluruh kantor unit yang tersebar di Kabupaten Malang akan bertransformasi menjadi “digital asisten” yang melayani sepenuhnya secara online. Langkah ini sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Malang menuju cashless society dan layanan publik berbasis digital.
