Iklan

60% Mahasiswa Alami Social Media Anxiety, UM Ajak Refleksi Diri di Sinau Adab 2025

Iklan

SUARAMALANG.COM, Kota Malang — Fenomena social media anxiety atau kecemasan akibat tekanan di media sosial kini semakin marak di kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa. Menyikapi hal itu, Universitas Negeri Malang (UM) melalui UPT Laboratorium Pendidikan Agama menggelar Talkshow Sinau Adab 2025 bertajuk “Meneguhkan Jati Diri di Era Social Media Anxiety”, yang digelar di Aula Lantai 9 Gedung A19 UM, Senin (13/10).

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, Ach Dhofir Zuhry, S.Sos., M.Fil. dari Sekolah Tinggi Filsafat Al-Farabi Kepanjen, dan Dr. Yuliati Nadifah, S.Psi., M.Pd. dari Departemen Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Keduanya membedah fenomena kecemasan media sosial dari perspektif filsafat, agama, dan psikologi.

Iklan

Kepala UPT Laboratorium Pendidikan Agama UM, Dr. Achmad Sultoni, S.Ag., M.Pd.I, menjelaskan bahwa talkshow ini merupakan upaya kampus untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa agar mampu menjaga adab dan mengenali jati diri di tengah derasnya arus digital.

“Berdasarkan riset kecil yang kami lakukan, sekitar 60 persen mahasiswa mengaku pernah merasa cemas, tidak percaya diri, atau bahkan tertekan akibat membandingkan diri dengan orang lain di media sosial,” ungkapnya.

Ia menegaskan, kegiatan Sinau Adab ini menjadi wadah refleksi bagi mahasiswa agar tidak larut dalam tekanan citra digital, serta mampu menyeimbangkan kehidupan akademik, spiritual, dan sosial.

Dalam sesi diskusi, Ach Dhofir Zuhry menyoroti bagaimana era digital sering kali membuat individu kehilangan makna diri.
“Kita hidup di masa ketika eksistensi diukur dari likes, views, dan followers. Namun, apakah itu benar-benar mencerminkan diri sejati kita?” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Yuliati Nadifah menekankan pentingnya spiritualitas dalam membangun self-love yang sehat.
“Agama sebenarnya memberi ruang besar bagi penghargaan terhadap diri sendiri. Dalam Islam, prinsip hifzhun-nafs dan hifzhul-‘aql menegaskan pentingnya menjaga jiwa dan akal. Itulah dasar self-love yang sesungguhnya,” jelasnya.

Selain paparan ilmiah, talkshow juga mengangkat pemikiran tokoh-tokoh besar seperti Jean-Paul Sartre, Aristoteles, hingga nilai-nilai Islam yang menekankan keseimbangan antara akal, jiwa, dan perilaku.

Melalui kegiatan ini, UM menegaskan komitmennya untuk tidak hanya mencetak mahasiswa yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang tangguh, beradab, dan sadar diri di era digital.

“Sinau Adab adalah langkah kecil tapi penting untuk meneguhkan jati diri generasi muda agar mereka tidak hanya cerdas berpikir, tetapi juga bijak bermedia,” tutup Dr. Sultoni.

Pewarta: *Ali/Bahari

Iklan
Iklan
Iklan