Iklan

Geger! Program Makan Bergizi Gratis di Kota Batu Makan Korban, Belasan Siswa Diduga Keracunan

Iklan

SUARAMALANG.COM, Kota Batu – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Batu terpaksa dihentikan sementara setelah menu yang dibagikan ke sekolah diprotes keras karena dianggap tidak layak konsumsi.

Sejumlah pihak mengeluhkan makanan MBG yang basi, berbau, dan kurang matang sehingga menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan dan kesehatan siswa.

Iklan

Penghentian program ini terjadi pada Jumat, 26 September 2025, setelah laporan terkait kualitas makanan terus berdatangan dari SMPN 1 Batu dan SMAN 1 Batu.

Kepala SMAN 1 Batu, Anto Dwi Cahyono, menyatakan pihak sekolah tidak ingin mengambil risiko dengan membiarkan siswa mengonsumsi makanan dalam kondisi yang memprihatinkan.

“Informasi dari para murid, nasi gorengnya basi, sayurnya tidak matang, ayamnya masih terlihat merah, bahkan tempat makan juga berbau. Banyak anak akhirnya tidak mau makan dan memilih membuangnya karena takut sakit,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).

Anto menambahkan bahwa pengiriman MBG sering terlambat, memperbesar risiko makanan tidak segar saat sampai di sekolah.

“Anak-anak kami minta jangan dipaksa makan. Demi keselamatan siswa, program sementara ini kami hentikan,” tegasnya.

Selain keluhan soal kualitas makanan, muncul laporan belasan siswa SMPN 1 Batu mengalami muntah-muntah setelah menyantap menu MBG yang dibagikan sehari sebelumnya.

Salah satu siswa SMPN 1 Batu mengaku beberapa temannya bahkan harus dirawat di Unit Kesehatan Sekolah (UKS) karena mengalami sakit perut yang parah.

“Ya, kemarin ada teman yang muntah-muntah setelah makan MBG. Ada juga yang dirawat di UKS karena sakit perut,” ungkapnya.

Kepala SMPN 1 Batu, Tatik Ismiati, memastikan kondisi siswa yang terdampak kini telah membaik setelah dilakukan penanganan darurat dan koordinasi lintas pihak.

“Masalah sudah ditangani berkat kerja sama Polres Batu, pihak MBG, Dinas Kesehatan, dan pihak terkait lainnya. Siswa yang sempat muntah-muntah sekarang kondisinya sudah membaik,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, Polres Batu dan Dinas Kesehatan Kota Batu masih memantau kasus dugaan keracunan ini.

Koordinator MBG Kota Batu, Meita, menolak memberikan penjelasan rinci saat dikonfirmasi. Ia hanya meminta pihak yang membutuhkan informasi resmi untuk mengajukan permohonan tertulis ke Badan Gizi Nasional (BGN).

“Mohon maaf saya belum bisa menjawab. Silakan bersurat ke BGN jika ada yang diperlukan,” ujarnya singkat melalui pesan teks.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, M. Chori, menjelaskan pihaknya hanya berperan dalam menyediakan data siswa yang menjadi penerima program MBG.

“Kami hanya membantu menyiapkan data siswa, untuk teknis pelaksanaan dan distribusi sepenuhnya berada di koordinator MBG,” jelas Chori.

Hasil penelusuran di lapangan menunjukkan bahwa MBG yang dikirim ke SMPN 1 Batu dan SMAN 1 Batu diproduksi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan Diponegoro, Kota Batu.

Namun, saat media mendatangi lokasi, tidak terlihat aktivitas produksi.

Seorang petugas kebersihan di SPPG mengaku bahwa proses produksi telah dihentikan sejak pagi hari tanpa informasi kapan akan kembali beroperasi.

“Sudah dihentikan mulai hari ini. Saya tidak tahu kapan mulai lagi karena saya hanya petugas kebersihan,” ujarnya singkat.

Sebelumnya, sejumlah sekolah di Kota Batu telah menyampaikan keluhan mengenai kualitas makanan MBG yang dianggap membahayakan kesehatan siswa.

Keluhan tersebut mencakup nasi goreng basi, sayur yang kurang matang, ayam yang masih merah, hingga wadah makanan yang mengeluarkan bau tidak sedap.

Banyak siswa akhirnya memilih membuang makanan daripada mengambil risiko kesehatan, sementara sebagian orang tua mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program ini.

Anto berharap penghentian sementara program MBG dapat menjadi momentum bagi pemerintah dan pihak terkait untuk memperbaiki sistem pengadaan, distribusi, dan pengawasan kualitas makanan yang dibagikan ke sekolah.

“Kami berharap ada evaluasi besar-besaran agar kualitas makanan benar-benar layak konsumsi dan tidak membahayakan anak-anak,” pungkasnya.

Hingga kini, belum ada kepastian kapan program MBG di Kota Batu akan kembali dijalankan. Pemerintah daerah bersama pihak terkait tengah melakukan investigasi untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.

Pewarta : M.Nan

Iklan
Iklan
Iklan