Tekno  

FBI Tuduh China Menyusupkan Senjata Berbahaya ke AS, Beijing: Pernyataan Tak Bertanggung Jawab!

Suaramalang – Direktur FBI Christopher Wray secara terbuka menyebutkan ancaman berbahaya dari Tiongkok pada Konferensi Keamanan Munich. Wray mengatakan China semakin banyak menanam ‘senjata’ malware di jaringan infrastruktur penting Amerika Serikat (AS).

The Wall Street Journal melaporkan Wray mengatakan bahwa skala serangan Tiongkok telah mencapai tingkat kecanggihan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Klaim ini langsung membuat Tiongkok bereaksi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning membantah tuduhan AS. Ia mengatakan, Tiongkok menentang dan mengambil tindakan tegas terhadap segala bentuk serangan siber sesuai dengan hukum yang berlaku.

Ia juga mengatakan bahwa Komando Pasukan Siber AS merupakan pihak yang terang-terangan menyatakan bahwa infrastruktur penting negara lain sah menjadi sasaran serangan siber mereka, dikutip dari GlobalTimes, Selasa (20/2/2024).

Wray ditunjuk oleh mantan Presiden AS Donald Trump dan dipertahankan oleh pemerintahan Biden. Dia mengikuti pendekatan pendahulunya yang memandang FBI sebagai tongkat, dan kadang-kadang menggunakan wewenangnya untuk mengatasi kekhawatiran terkait Tiongkok.

Hal itu diungkapkan pakar asal AS yang enggan disebutkan namanya. Para ahli mengatakan FBI sengaja membesar-besarkan informasi tentang ancaman asing.

Dengan begitu, mereka akan menerima lebih banyak kekuasaan dan uang, karena ini adalah aturan dalam politik AS, kata pakar tersebut.

Lebih lanjut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China lainnya, Wang Wenbin, mengatakan AS terlalu terobsesi untuk menuduh negara lain sebagai pelaku kejahatan siber.

Hal ini, kata dia, semakin menunjukkan jati diri AS yang sebenarnya. “AS adalah sumber risiko dunia maya nomor satu di dunia,” katanya.

Lebih lanjut, Wang mengatakan pemerintahan Biden telah mendanai banyak organisasi serangan siber untuk melakukan serangan terhadap lembaga pemerintah dan organisasi penting di banyak negara di dunia.

Senada dengan itu, Mao mengatakan bahwa badan keamanan siber Tiongkok melaporkan pada akhir tahun lalu bahwa pemerintah AS telah melancarkan serangan siber jangka panjang yang menargetkan infrastruktur utama di Tiongkok.

Ia meminta AS menghentikan kegiatan mata-mata dan serangan siber terhadap negara lain. Ia juga mengimbau AS untuk berhenti menuduh negara lain melakukan kejahatan siber.