SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dan Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin tengah panen hujatan di media sosial. Hal tersebut terkait kabar soal rencana renovasi rumah dinas pimpinan daerah Kota Malang ini yang telah banyak diberitakan.
Pasalnya, untuk merenovasi dua pejabat tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang harus mengalokasikan anggaran hingga sebesar Rp 2,4 Miliar. ,,
Kabar tersebut salah satunya juga diunggah oleh aku instagram @malangraya_info. Unggahan tersebut menjelaskan bahwa proyek senilai Rp 2,4 Miliar untuk renovasi itu akan digarap pada 2026 mendatang.
Unggahan tersebut banyak mendapat respon negatif dari para warganet. Bahkan tak sedikit pula warganet yang menyampaikan kekecewaan dan hujatan melalui kolom komentar.
“Melihat dinamika krisis ekologis akhir-akhir ini, seharusnya penataan perbaikan yang nyata sehingga dapat melayani masyarakat adalah alokasi kepada pembenahan infrastruktur warga malang. Hal tersebut memiliki nilai urgensi yang lebih untuk saat ini,” ujar akun naf_asshidd**.
“Gae opo, kutone amburadul cek enak e koen leyeh-leyeh ndek omah sing mari direnov (buat apa, kotanya amburadul kok enak sekali anda bersantai di rumah yang baru direnov),” kata akun @maruth*.
Selain itu, juga ada warganet yang membandingkannya dengan pembangunan gorong-gorong yang dilakukan saat sedang musim hujan. Seperti yang sedang banyak dilakukan di beberapa titik.
“Gorong-gorong pas musim hujan, rumah dinas digarap pas musim kemarau, menyala,” ujar akun bernama @else.wula*.
Data dihimpun suaramalang.com, anggaran sebesar Rp 2,4 Miliar itu terbagi menjadi dua. Rp 2 Miliar untuk renovasi rumah dinas Wakil Wali Kota Malang yang berlokasi di Jalan Dieng nomor 16.
Sedangkan sisanya sebesar Rp 400 juta, untuk merenovasi rumah dinas Wali Kota Malang di Jalan Ijen. “Renovasi memang sudah mendesak. Bangunannya sudah lama sekali tidak diperbaiki,” ujar Dandung belum lama ini.
Sayangnya, dengan anggaran yang mencapai miliaran itu, renovasi masih belum menyentuh seluruh bangunan. Masih hanya sebatas pada penataan ruang, perbaikan bagian bangunan serta penggantian sejumlah komponen yang disebut tak layak.
“Porsi terbesar anggaran digunakan untuk perbaikan fisik bangunan, bukan untuk pengadaan furnitur. Struktur bangunan juga tetap satu lantai, tidak ada penambahan tingkat,” jelasnya.
Itu artinya, untuk dapat merenovasi secara menyeluruh, tak menutup kemungkinan anggaran yang dibutuhkan mencapai lebih dari Rp 2 Miliat seperti yang telah dianggarkan tahun depan.
Apalagi, Dandung juga berdalih bahwa rumah dinas Wakil Wali Kota Malang terakhir direnovasi sudah sejak sepuluh tahun yang lalu.
Ia menegaskan bahwa anggaran renovasi tersebut bukan hibah, melainkan belanja pemerintah yang ditujukan untuk fasilitas pelayanan.
“Itu belanja yang diserahkan kepada masyarakat atau instansi, jadi bukan hibah,” tegasnya.
Sementara itu, untuk rumah dinas Wali Kota Malang, Pemkot menyiapkan anggaran Rp400 juta, yang diprioritaskan untuk perbaikan atap.
“Usuk dan gentengnya sudah lama tidak dirawat. Renovasi dijadwalkan berlangsung pada musim kemarau 2026,” ujarnya.





















