SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Rencana perluasan dan integrasi kawasan heritage di Kota Malang mulai digarap serius. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tak ingin pengembangan wisata sejarah hanya bertumpu di Kampung Heritage Kayutangan, melainkan diperluas ke sejumlah titik cagar budaya lain yang lokasinya saling berdekatan.
Gagasan itu ditandai dengan peninjauan langsung yang dilakukan Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, bersama jajaran terkait ke kawasan Jalan Brawijaya dan Jalan Majapahit, Selasa (23/12/2025). Sejumlah lokasi strategis turut disambangi, mulai dari Pasar Burung Splendid, Pasar Ikan, Pasar Bunga, hingga kompleks Yayasan Sekolah Kristen SD dan SMP Brawijaya.
Peninjauan tersebut menjadi bagian dari upaya menyusun konsep pengintegrasian kawasan heritage yang lebih luas. Rencananya, jalur Jalan Brawijaya–Jalan Majapahit akan dikoneksikan dengan Kampung Heritage Kayutangan, Balai Kota Malang, Alun-Alun Tugu, hingga kawasan Skodam V/Brawijaya yang seluruhnya memiliki nilai sejarah.
Wahyu menjelaskan, penataan kawasan heritage tidak bisa dilakukan secara parsial. Menurutnya, konsep pengembangan harus menyentuh berbagai aspek, mulai dari aktivitas pedagang, sistem parkir, pengelolaan sampah, hingga kenyamanan lingkungan bagi masyarakat sekitar.
Perhatian khusus juga diberikan pada keberadaan dua sekolah yang berada di sekitar Pasar Burung Splendid. Selama ini, pihak sekolah kerap mengeluhkan persoalan kebisingan serta masalah kebersihan dan bau yang dinilai mengganggu aktivitas belajar mengajar.
Ke depan, Wahyu menyebut seluruh kawasan heritage tersebut akan ditata dan dikoneksikan secara optimal dengan melibatkan para ahli tata kota dari perguruan tinggi, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Upaya kolaboratif ini diharapkan mampu menghadirkan kawasan heritage yang tertata rapi sekaligus memiliki nilai tambah bagi pariwisata.
“Kota Malang memiliki potensi besar. Jika dikelola dengan baik, hasilnya akan sangat luar biasa,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan, konsep kawasan heritage terpadu ini akan membuka lebih banyak pilihan destinasi bagi wisatawan. Pengunjung Kampung Heritage Kayutangan nantinya tidak hanya berhenti di satu titik, tetapi bisa melanjutkan perjalanan ke berbagai lokasi bersejarah lainnya.
Wisatawan dapat menikmati bangunan cagar budaya, menelusuri sejarah Pasar Burung, mengunjungi Balai Kota Malang, Alun-Alun Tugu, Alun-Alun Merdeka, Hotel Tugu, hingga kawasan Skodam V/Brawijaya. Bahkan, Wahyu mengungkapkan adanya dukungan dari pihak luar negeri dalam pengembangan konsep ini.
“Bahkan saat ini sudah ada konsultan tata kota dari Singapura yang menawarkan pendampingan secara gratis,” imbuhnya.
Selain itu, kawasan Jalan Brawijaya juga menyimpan peninggalan bersejarah berupa jembatan era kolonial Belanda serta kisah Pasar Senggol yang pernah berjaya. Wahyu membuka peluang pengembangan jembatan bersejarah tersebut sebagai destinasi wisata, termasuk kemungkinan menghidupkan kembali Pasar Senggol sebagai daya tarik kawasan heritage.
Meski begitu, Wahyu menegaskan bahwa realisasi rencana besar ini masih membutuhkan kajian mendalam dan koordinasi lintas sektor. Pasalnya, program penataan kawasan heritage terpadu melibatkan banyak pihak, mulai dari warga, pedagang, hingga perangkat daerah.
“Program ini melibatkan banyak pihak, mulai dari warga, pedagang, hingga perangkat daerah terkait, sehingga pelaksanaannya perlu disiapkan secara matang,” pungkas Wahyu.





















