Suaramalang – Ketombe masih menjadi masalah kulit kepala yang umum dialami masyarakat di Indonesia.
Tak hanya salah penggunaan produk yang bisa memicu ketombe, tiga hal yang sering dilakukan tanpa disadari ini juga bisa memicu munculnya ketombe di kulit kepala.
Pakar kesehatan rambut dan kulit kepala Dr. Farhan Zubedi menjelaskan tiga hal yang menjadi pemicu hal tersebut berasal dari faktor internal atau diri kita sendiri.
Yang pertama adalah kurangnya asupan vitamin, terutama B3 dan zinc yang sangat dibutuhkan kulit kepala.
“Orang membicarakan masalah kulit kepala karena faktornya bisa dari dalam, misalnya kebutuhan vitamin kulit kepala tidak terpenuhi. Seperti halnya vitamin B3, pengaruhnya besar terhadap perkembangan kulit kepala. Selain itu, zinc untuk rambut kuat juga penting. diperlukan agar tidak mudah rontok,” ujarnya. Farhan di acara Clear Dandruff Expert: Hair Lovers x Experts – Connect di Jakarta, Selasa (5/3).
Hal kedua yang bisa menjadi pemicunya adalah kekurangan air minum. Farhan menjelaskan, kekurangan asupan cairan bisa menyebabkan kulit menjadi kering, termasuk kulit kepala. Kulit kepala kering juga bisa menjadi penyebab ketombe.
Selain itu, minum air putihnya cukup atau tidak? Karena kalau kurang, apalagi bagi kita yang mungkin bekerja di luar atau misalnya menutup kepala, misalnya kita berhijab bisa menimbulkan ketombe, jelasnya.
Terakhir, mengabaikan perawatan rambut yang benar, misalnya mencuci rambut tidak teratur atau terlalu lama terkena sinar matahari juga bisa memicu masalah kulit kepala.
Jika dibiarkan semakin parah, lapisan luar kulit kepala bisa menjadi tidak berfungsi. Hal ini dapat memicu respons peradangan sehingga menimbulkan rasa gatal, kemerahan, dan iritasi. Peradangan ini dapat memperburuk ketombe dan menyebabkan ketombe terus-menerus.
“Ketombe bisa muncul akibat kondisi peradangan kronis yang sering menyerang area dengan konsentrasi kelenjar sebaceous yang tinggi termasuk kulit kepala. Disfungsi sawar kulit kepala berperan penting dalam permasalahan rambut,” jelasnya.
“Ketika penghalang kulit kepala terganggu, Malassezia menjadi lebih mudah untuk berkoloni, memicu respons imun dan inflamasi yang terkait dengan dermatitis seboroik,” kata Farhan.