Tekno  

Dampak Domino Pemblokiran Google: Startup, Pengguna, dan Ekonomi India Terancam

Suaramalang – Google memblokir lebih dari 100 aplikasi yang berbasis di India. Pasalnya, aplikasi ini dinilai tidak mematuhi kebijakan raksasa mesin pencari tersebut dalam membayar biaya layanan ketika transaksi terjadi di dalam aplikasi (in-app payment).

Menanggapi hal ini, perwakilan kelompok startup India (ADIF) meminta badan regulasi negaranya untuk memerintahkan Google mengembalikan aplikasi tersebut ke Play Store.

Kelompok tersebut juga meminta Google menghapus kebijakan yang menyebut startup asal India melanggar aturan. Klaim tersebut disampaikan dalam surat yang dilihat Reuters, dikutip Rabu (6/3/2024).

Startup India membawa masalah ini ke Komisi Persaingan India (CCI). Badan tersebut telah menghabiskan waktu berbulan-bulan mempelajari keluhan dari perusahaan rintisan.

Mereka menuding Google tidak mematuhi aturan yang ditetapkan pada tahun 2022. Dalam aturan tersebut, Google tidak bisa melarang startup menggunakan alternatif pembayaran di luar sistemnya.

Google membantah melanggar aturan.

Namun, ADIF menulis surat kepada CCI pada tanggal 1 Maret dan mengatakan keputusan Google untuk memblokir ratusan aplikasi yang berbasis di India adalah langkah yang salah dan anti-persaingan.

“Langkah Google berdampak negatif pada pasar,” kata ADIF dalam suratnya.

Google menolak mengomentari surat tersebut. ADIF dan CCI juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Ketegangan antara Google dan startup India berasal dari tuntutan agar raksasa Mountain View berhenti mengambil komisi 11-26% dari setiap pembayaran dalam aplikasi. Sebelumnya, pihak berwenang meminta Google tidak mengurangi pembayaran sebesar 15-30%.

Kementerian TI India juga berbicara tentang langkah baru Google yang memblokir ratusan aplikasi yang dibuat oleh talenta lokal.

“Ini tidak bisa dibiarkan,” kata kementerian itu.