Akademisi UB Beberkan Penyebab Nurochman-Heli Bisa Unggul Telak di Pilkada Batu 2024

Suaramalang.com – Akademisi FISIP UB yakni Nabil Lintang Pamungkas membeberkan penyebab keunggulan signifikan pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Batu nomor satu Nurochman-Heli Suyanto di Pilkada Kota Batu 2024. Baik dari hasil quick count atau hitung cepat maupun rekapitulasi ditingkat KPU Kota Batu.

Di mana berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Batu, paslon nomor satu Nurochman-Heli Suyanto mendapatkan suara 50,3 persen; paslon nomor dua Firhando Gumelar-Rudi mendapatkan suara 29,6 persen; serta paslon nomor tiga Krisdayanti-Kresna Dewanata Phrosakh mendapatkan suara 20,1 persen.

Sedangkan, jika mengacu pada hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU Kota Batu pada Senin (2/12/2024) lalu, paslon Nurochman-Heli Suyanto unggul signifikan dengan perolehan 65.684 suara. Kemudian disusul oleh paslon Firhando Gumelar-Rudi dengan perolehan 38.610 suara. Lalu posisi paling akhir paslon Krisdayanti-Kresna Dewanata Phrosakh dengan perolehan 26.234 suara.

Akademisi FISIP UB Nabil Lintang Pamungkas pun membeberkan beberapa penyebab yang menjadi faktor utama kemenangan paslon Nurochman-Heli Suyanto dengan kondisi suara yang unggul telak dibandingkan dengan dua paslon lainnya.

Pria yang menuntaskan program megisternya di Departemen Politik Pemerintahan FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menyebutkan, terdapat dua isu utama yang dikelola dengan baik oleh paslon nomor satu Nurochman-Heli Suyanto. Yakni terkait dengan pengelolaan sampah dan putra daerah.

“Nurochman-Heli Suyanto menawarkan solusi yang konkrit dengan rencana membentuk perusahaan daerah yang fokus pada pengelolaan sampah. Kebijakan ini tidak hanya memberikan harapan bagi masyarakat untuk mengatasi masalah sampah secara sistematis tetapi juga menunjukkan komitmen nyata terhadap perubahan,” jelasnya.

Intelektual muda yang juga Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP UB ini menyebutkan, mengenai isu pengelolaan sampah, paslon lainnta cenderung menggunakan strategi politik yang bersifat normatif dan hanya menyampaikan himbauan-himbauan terkait kebersihan tanpa ada langkah nyata yang menjawab akar persoalan.

“Pendekatan seperti ini kurang efektif dalam membangun kepercayaan masyarakat yang membutuhkan solusi yang dapat segera diimplementasikan,” katanya.

Selanjutnya, Alumnus Program Studi Ilmu Politik FISIP UB ini menyebutkan, isu putra daerah yang selalu digembor-gemborkan oleh paslon Nurochman-Heli Suyanto beserta tim pemenangannya merupakan strategi politik yang tepat diterapkan dalam Pilkada Kota Batu 2024.

“Isu putra daerah menjadi keunggulan utama Nurochman dalam Pilkada ini. Nurochman adalah sosok yang lahir, dibesarkan dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kota Batu,” ujarnya.

Lalu, dengan latar belakang karir di Kota Batu, termasuk pengalaman sebagai anggota legislatif, Nurochman dan Heli Suyanto dianggap memahami kebutuhan masyarakat Kota Batu secara mendalam.

“Hal ini berbeda dengan dua paslon lainnya. Firhando-Rudi tidak memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Kota Batu karena mereka bukan putra asli daerah,” tuturnya.

Selanjutnya, paslon nomor tiga Krisdayanti-Kresna Dewanata Phrosakh juga kurang memiliki ikatan emosional dengan warga Kota Batu. Meskipun Krisdayanti lahir di Kota Batu, namun karir pekerjaan serta politiknya lebih banyak dihabiskan di luar Kota Batu. Terlebih lagi, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Krisdayanti maupun Kresna Dewanata Phrosakh merupakan anggota DPR RI.

“Sehingga kedekatan emosional dengan masyarakat tidak sekuat Nurochman dan Heli Suyanto,” tegasnya.

Lebih lanjut, Nabil juga menyoroti perihal dana kampanye yang digunakan oleh masing-masing paslon dalam Pilkada Kota Batu. Di mana terdapat hal yang menarik dalam dana kampanye ini. Pasalnya, paslon Nurochman-Heli Suyanto yang meraih kemenangan telak, memiliki dana kampanye paling sedikit dibandingkan dengan paslon lainnya.

“Menariknya, kemenangan ini diraih Nurochman-Heli Suyanto dengan anggaran dana kampanye yang lebih kecil dibandingkan paslon lainnya yakni Rp216 juta. Di mana paslon Firhando-Rudi sebesar Rp 239 juta dan Krisdayanti-Kresna yang mencapai Rp 322,5 juta,” bebernya.

Menurutnya, fakta ini membuktikan bahwa keberhasilan dalam Pilkada Kota Batu 2024 tidak semata-mata bergantung pada besarnya pendanaan kampanye. Sebaliknya, kemenangan paslon Nurochman-Heli Suyanto menunjukkan pentingnya strategi politik yang memanfaatkan isu-isu strategis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Sebagai informasi, ketiga pasangan calon kepala daerah yang berkontestasi di Pilkada Kota Batu 2024 diusung oleh berbagai partai politik besar di Kota Batu. Paslon nomor satu Nurochman-Heli Suyanto diusung oleh PKB, Partai Gerindra dan PSI.

Lalu, paslon nomor dua Firhando Gumelar-Rudi diusung oleh Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat dan PKS. Selanjutnya, paslon nomor tiga Krisdayanti-Kresna Dewanata Phrosakh diusung oleh PDI Perjuangan, Partai NasDem, PPP, Partai Hanura, PKN, Partai Garuda, Partai Gelora, Partai Buruh, PBB, Partai Ummat dan Partai Perindo.

Pewarta : Brams

Exit mobile version