Suaramalang – Masa kejayaan Tiktok sepertinya akan segera berakhir. Raksasa berbagi video tersebut dikabarkan akan segera memasuki masa stagnasi, bahkan mungkin mengalami kemunduran.
Pertumbuhan TikTok diketahui menurun pada tahun lalu. Hal ini berdasarkan laporan data terbaru Sensor Tower.
Tiktok menduduki peringkat kelima berdasarkan jumlah pengguna aktif bulanan (MUA). Angka tersebut masih akan menjadi 3% rata-rata triwulanan pada tahun 2023.
Namun angka tersebut justru mengalami penurunan. Jumlah tersebut naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2012.
Posisinya pun tertinggal dari keluarga besar Meta yang berada di posisi empat besar. Pengguna aktif bulanan terbanyak di dunia pada tahun lalu dipegang oleh Facebook. Urutan selanjutnya adalah WhatsApp, Instagram dan Messenger.
Salah satu penyebab menurunnya pertumbuhan Tiktok, lapor Slate, karena banyaknya iklan yang menawarkan fitur belanja Tiktok Shop. Selain itu, ada banyak misinformasi dan spam konten AI di platform ini.
Selain itu Tiktok juga mengalami permasalahan internal. Mulai dari atrisi, dugaan diskriminasi gender, hingga PHK.
Secara khusus, tuduhan diskriminasi gender disebut-sebut menyebabkan pertumbuhan dan valuasi TikTok menurun pada tahun lalu.
Tak hanya itu, Tiktok diketahui telah putus kontrak dengan Universal Music Group. Ini rumah bagi lagu-lagu hits dari Taylor Swift hingga J Balvin.
Sementara itu, Slate mengatakan TikTok akan ditiadakan. Bukan lagi media sosial, platform tersebut akan berubah peran menjadi platform e-commerce.
Tiktok tidak lagi mengumpulkan pendapatan dari iklan. Di masa depan, perusahaan akan memperoleh pendapatan dari pembelian dalam aplikasi pengguna.