SUARAMALANG.COM, Lamongan – Usai resmi memasuki purna tugas sebagai guru SMPN 1 Kedungpring per 1 Agustus 2025, Mukminin, S.Pd., M.Pd., tidak lantas berhenti berkarya. Pria yang akrab disapa Cak Inin Mukminin ini kini lebih aktif menggeluti dunia literasi dan penerbitan.
Sejak 2019, Cak Inin telah menerbitkan 62 buku, terdiri atas 10 buku solo dan 52 antologi. Ia juga mendirikan CV Kamila Press yang sampai kini telah menerbitkan lebih dari 260 buku ber-ISBN dan 800 buku ber-QRCBN.
“Target saya sebagai penerbit Kamila Press adalah membantu penulis, baik guru, dosen maupun masyarakat umum, agar bisa menerbitkan buku dengan mudah, tidak rumit, harga terjangkau, tetapi tetap bermutu,” ujarnya melalui pesan WhatsApp ke suaramalang com, Minggu (7/9) malam.
Selain menerbitkan buku, Mukminin aktif menjadi narasumber penerbitan indie di Komunitas Belajar Menulis Nasional (KBMN) PGRI Pusat sejak 2020, serta rutin berbagi pengalaman literasi di berbagai daerah, seperti Karawang, Blitar, dan Lamongan.
Sepuluh karya solo Cak Inin yang telah terbit antara lain 55 Pantun Nasihat, Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Para Pakar, Kidung Hati, LARON: Kumpulan Puisi 2.0, dan Karmina: Warisan Budaya Bangsa.
Atas kiprahnya, ia meraih sejumlah penghargaan, di antaranya Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Satya Lencana 30 tahun dari Presiden Joko Widodo, serta penghargaan dari Gubernur Jawa Timur pada Mei 2025 untuk kategori penerbit swasta (indie).
Pria yang berpegang pada motto “tiada kata terlambat untuk menulis” ini berharap semakin banyak guru maupun non-guru berani menulis buku. Menurutnya, hal itu akan memperkaya koleksi literasi nasional dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
“Harapan saya sebagai penerbit dan pegiat literasi atau narasumber, agar guru non-guru berani menulis untuk membagikan ilmunya lewat karya buku, sehingga menambah koleksi buku secara nasional (menyukseskan gerakan literasi nasional), masyarakat lebih suka baca dan menulis untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia,” tutup Cak Inin Mukminin.
Pewarta: Slamet K