Suaramalang – Nama Adi Latif Mashudi langsung menjadi sorotan saat ia berhasil menjadi ‘Petani Milenial’ yang mengembangkan lahan pertanian semangka.
Gelar Petani Milenium diberikan langsung oleh Bupati Blora, H Arief Rohman, kepada Adi Latif Mashudi.
Laporan dari Kedua, Adi mengaku mengembangkan melon Sweet Lavender dan Rangipo-RZ. Adi menjual semangka tersebut melalui konsep agrowisata.
“Saya jual langsung di kebun sebagai bagian dari agrowisata. Harga rata-rata Rp 30 ribu per kilogram,” kata Adi seperti dikutip detikfinanceSelasa (23/4).
Adi memanfaatkan sebagian lahan seluas 2000 meter persegi untuk menanam lebih dari seribu pohon semangka secara hidroponik.
Adi sengaja memilih menanam semangka karena perawatannya tidak terlalu sulit dan waktu panennya relatif cepat.
“Setiap dua bulan sekali bisa panen,” kata Adi.
Selain itu, Adi menceritakan perjalanannya sebelum memutuskan menjadi petani semangka.
Adi sebelumnya bekerja sebagai TKA selama lima tahun sejak 2017 hingga 2023 di salah satu perusahaan elektronik raksasa di Korea Selatan yakni LG.
Selama bekerja di sana, Adi mengisi akhir pekannya dengan belajar Manajemen Bisnis di Universitas Terbuka.
Prestasinya yang bagus membuat Adi mendapatkan beasiswa dari BNI. Ia pun berhasil lulus pada tahun 2022 dengan IPK 3,65.
“Jumlahnya 500 ribu won atau sekitar Rp 6 juta. Saya akan dapat pada tahun 2019 dan 2021,” kata Adi.
Adi kemudian memutuskan kembali ke Blora untuk menjadi petani usai menunaikan shalat khitanan haji pada tahun 2023.
Bahkan, Adi pernah mendapat tawaran bekerja di perusahaan Korea lain dengan gaji lebih tinggi.
“Sebenarnya waktu kecil saya bercita-cita menjadi polisi, namun orang tua saya yang hanya buruh tani tidak mampu membiayainya. Apalagi ketika saya besar nanti, melihat kondisi geografis kampung halaman saya yang belum berkembang, saya berpikir akan lebih baik jika saya membangun desa saja, kata Adi.
Sekembalinya ke Blora, Adi langsung membangun kebun semangka yang juga dijadikan tempat agrowisata Ladang Girli.
Adi mengaku mengeluarkan modal sekitar Rp700 juta untuk membangun lahan tersebut.
“Semuanya dari tabungan pribadi selama bekerja di Korea, tanpa pinjaman bank,” kata Adi.
Kini, Adi telah menjadi seorang pemuda yang berhasil mengembangkan lahan pertanian semangka miliknya hingga mendapat julukan ‘Petani Milenial’.