SUARAMALANG.COM, Kabupaten Sumenep – Gempa bumi bermagnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB, dan hingga Kamis (2/10/2025) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sedikitnya 200 bangunan dilaporkan mengalami kerusakan di Pulau Sapudi.
Ratusan bangunan yang terdampak tersebut tersebar di Kecamatan Gayam dan Nonggunong, dengan kategori kerusakan ringan, sedang, hingga berat.
Kepala Pelaksana BPBD Sumenep Ach. Laili Maulidy mengatakan, data sementara tersebut masih bisa berubah setelah proses verifikasi lapangan selesai dilakukan oleh tim gabungan.
“Data 200 bangunan itu hasil laporan awal yang masuk dan diinput ke tim BPBD, jumlah ini masih bisa bertambah atau berkurang tergantung hasil asesmen langsung di lapangan,” kata Laili, Kamis (2/10/2025).
Laili menambahkan, beberapa rumah warga kemungkinan tidak masuk dalam kategori kerusakan akibat gempa karena sudah rusak sebelumnya.
Sejak hari pertama pascagempa, BPBD Sumenep menurunkan 10 personel ke lokasi terdampak dengan dukungan TNI, Polri, Dinas Sosial, dan PMI untuk mempercepat asesmen.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan pemerintah daerah bergerak cepat agar masyarakat terdampak tidak terabaikan.
“Pendataan awal sangat penting agar kebutuhan masyarakat bisa diketahui secara nyata, sehingga bantuan yang disalurkan benar-benar tepat sasaran,” ujar Bupati.
Hasil asesmen sementara di Kecamatan Gayam tercatat 121 rumah rusak, 6 masjid, 1 musala, 8 sekolah, dan satu puskesmas terdampak.
Sedangkan di Kecamatan Nonggunong, kerusakan meliputi 17 rumah, 2 masjid, 1 musala, dan 3 sekolah.
Selain kerusakan bangunan, sebanyak enam warga dilaporkan mengalami luka-luka dan mendapat perawatan di Puskesmas Gayam.
Pemerintah daerah bersama tim gabungan juga mendata warga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya tidak lagi layak huni.
“Kami tidak ingin ada masyarakat yang terabaikan, seluruh tim bekerja maksimal untuk memastikan hasil asesmen ini menjadi dasar pemulihan jangka menengah dan panjang,” lanjut Fauzi.
Bupati juga menyampaikan apresiasi terhadap sinergi lintas instansi yang turut mendukung penanganan pascagempa, mulai dari proses asesmen, evakuasi, hingga distribusi bantuan darurat.
BMKG sebelumnya mencatat, selain gempa utama, terdapat empat kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,4 yang mengguncang Sumenep hingga Rabu dini hari.
BMKG juga memperbarui kekuatan gempa utama yang semula dilaporkan magnitudo 6,5 menjadi 6,0 setelah analisis lebih lanjut.
BPBD memastikan tindak lanjut pascaasesmen akan difokuskan pada program perbaikan rumah warga, terutama dengan dukungan Dinas PUTR, Polres, dan Kodim Sumenep agar pemulihan bisa berlangsung cepat.
“Kami sesuai dengan instruksi pimpinan untuk bekerja cepat dan tanggap, dengan harapan masyarakat bisa segera kembali beraktivitas normal,” kata Laili.
Hingga kini tim gabungan terus berupaya mempercepat proses penanganan darurat, sembari mempersiapkan langkah pemulihan berkelanjutan agar warga terdampak dapat kembali memiliki tempat tinggal yang aman dan layak.
Pewarta : M.Nan