SUARAMALANG.COM, Kabupaten Malang – Rencana pembukaan rute penerbangan Yogyakarta–Malang mulai direspons serius oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang. Jika rute tersebut terealisasi melalui Bandara Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, sektor pariwisata di Kabupaten Malang diproyeksikan mendapat suntikan kunjungan baru.
Sebagai langkah awal, Disparbud Kabupaten Malang mulai menyusun berbagai skema penyambutan wisatawan yang datang lewat jalur udara. Mulai dari promo paket wisata, potongan harga destinasi, hingga kerja sama dengan hotel dan pelaku industri pariwisata setempat.
Kepala Disparbud Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang, mengungkapkan komunikasi awal dengan Angkasa Pura telah dilakukan sejak adanya penerbangan Malang–Lombok yang dilayani Wings Air. Menurutnya, penerbangan tersebut menjadi pintu masuk untuk membuka rute lain yang potensial, termasuk Yogya–Malang.
“Ketika pembukaan penerbangan Wings Air Malang–Lombok, kami sudah menghadap ke Angkasa Pura untuk membuka rute Yogyakarta–Malang. Sekitar 70 persen in journey Angkasa Pura setuju, tinggal menunggu operator penerbangannya,” ungkap Firmando, dikutip Blok A, Sabtu (27/12).
Sambil menunggu kepastian operator penerbangan, Disparbud Kabupaten Malang mulai menjajaki kolaborasi dengan pengelola destinasi wisata dan akomodasi. Nantinya, wisatawan yang tiba di Bandara Abdulrachman Saleh diharapkan bisa menikmati berbagai promo khusus sebagai daya tarik tambahan.
“Saya akan mencoba menjalin komunikasi dengan destinasi wisata, bagaimana nanti tamu dari Wings Air bisa mendapatkan diskon. Termasuk juga kerja sama dengan hotel,” ujarnya.
Tak berhenti pada promo, Disparbud juga menyiapkan konsep penyambutan wisatawan berbasis kearifan lokal. Sejumlah kesenian tradisional khas Kabupaten Malang direncanakan tampil di destinasi wisata sebagai bagian dari pengalaman berwisata yang berbeda.
“Beberapa destinasi sudah saya dekati. Nantinya mereka akan mengangkat kesenian kita. Kita punya 10 paguyuban seni tari wayang topeng yang sudah kita grader, dan itu bisa tampil di tempat-tempat wisata,” jelas Firmando.
Sejumlah destinasi bahkan telah menyatakan kesiapan untuk terlibat dalam kolaborasi tersebut. Firmando menyebut Warung Bokor dan Lembah Tumpang sebagai contoh destinasi yang siap mengakomodasi pertunjukan seni budaya lokal.
“Contohnya beberapa waktu lalu saya ke Warung Bokor, mereka siap. Saya ke Lembah Tumpang juga siap. Tinggal nanti kita atur jadwalnya supaya masuk agenda kita,” imbuhnya.
Firmando menegaskan, program promo dan paket wisata hanya akan diberikan kepada destinasi yang telah melalui proses penilaian dan memperoleh grader dari Disparbud Kabupaten Malang. Menurutnya, sinergi lintas sektor menjadi kunci pengembangan pariwisata, terutama di tengah keterbatasan anggaran daerah.
“Dengan kemampuan anggaran yang terbatas, kolaborasi ini sangat penting. Termasuk kolaborasi dengan perangkat daerah Pemkab Malang. Pembiayaan bisa minim, tapi kegiatannya lebih banyak. Kata kuncinya kolaborasi,” pungkas Firmando.
