DPRD Kota Malang Dukung Jalan Tembus Griya Shanta, Minta Pemkot Aktif Jalin Komunikasi dengan Warga

SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Rencana pembangunan jalan tembus di kawasan Perumahan Griya Shanta, Kecamatan Lowokwaru, kembali mencuat setelah sebagian warga RW 12 menyatakan keberatan lantaran belum ada komunikasi resmi dari pihak pemerintah maupun pengembang, serta belum jelasnya status kepemilikan jalan yang hendak dibangun.

Meski begitu, DPRD Kota Malang tetap memberikan dukungan terhadap proyek tersebut. Dewan menilai pembangunan jalan tembus itu penting untuk memperlancar akses dan mendorong kepentingan publik secara luas.

Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima audiensi dari perwakilan warga pada Juni 2025 lalu terkait keberatan mereka terhadap proyek itu.

“Waktu itu memang warga menolak karena belum ada komunikasi dari Pemkot Malang dan pengembang, dan status jalan belum terkonfirmasi sebagai PSU,” ujar Dito, Rabu (22/10/2025).

Menurutnya, setelah dilakukan serangkaian kajian dan koordinasi lintas pihak, kini sudah tampak perkembangan positif dalam komunikasi antara pengembang dan warga.

“Kelihatannya sudah ada progres positif. Komunikasi mulai terbangun, meski masih ada satu-dua RT yang belum sepenuhnya setuju,” ungkapnya.

Dito menambahkan, hasil koordinasi dengan Dinas PUPRPKP, Dinas Perizinan, serta Satpol PP menunjukkan bahwa jalan tersebut kini telah tercantum dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) dan sudah diserahkan sebagai Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) kepada Pemerintah Kota Malang.

“Artinya, secara de jure dan de facto, jalan itu sudah menjadi kewenangan Pemerintah Kota Malang,” tegas Dito.

Dengan status tersebut, DPRD menilai langkah Pemkot untuk melanjutkan pembangunan fasilitas umum di kawasan itu sudah berada pada jalur yang sesuai aturan. Terlebih, jalan di kawasan Griya Shanta telah berstatus sebagai jalan umum yang bisa diakses masyarakat luas.

“Kepentingan umum tentu menjadi prioritas bagi pemerintah maupun DPRD Kota Malang,” katanya.

Meski demikian, Dito menekankan pentingnya membangun komunikasi terbuka dan berkelanjutan dengan warga yang masih menyatakan penolakan. Ia menilai dinamika di lapangan kini mulai mencair setelah adanya dialog langsung antara pemerintah, pengembang, dan warga setempat.

“Sudah ada perkembangan yang positif. Beberapa warga yang awalnya menolak kini mulai bisa menerima. Tinggal bagaimana komunikasi ini terus dijaga dan diperkuat,” ucapnya.

Dito berharap proses pembangunan jalan tembus Griya Shanta dapat berjalan secara transparan, partisipatif, dan tetap memperhatikan kondisi sosial di sekitar lokasi agar proyek tersebut benar-benar membawa manfaat tanpa memunculkan gesekan baru di tengah masyarakat.

Exit mobile version