SUARAMALANG.COM, Kota Malang– Festival Mbois ke-10 resmi dibuka pada Kamis (6/11/2025), menandai satu dekade perjalanan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang. Gelaran ini menjadi bukti bahwa sektor kreatif di kota pendidikan ini terus tumbuh pesat dan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal sekaligus magnet pariwisata baru.
Tahun ini, Festival Mbois mengusung tema “Senyawa Malang Raya untuk Nusantaraya”, menggambarkan semangat kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat posisi Malang sebagai kota kreatif dunia. Ajang ini digelar oleh Malang Creative Fusion (MCF) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag), serta menjadi bagian dari program unggulan “Seribu Event” Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.
Selama beberapa hari penyelenggaraan, festival ini menampilkan beragam kegiatan mulai dari pameran karya kreatif, pertunjukan seni, forum diskusi, hingga kolaborasi bisnis yang melibatkan komunitas, pelaku UMKM, akademisi, dan investor.
Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi mengatakan, Festival Mbois merupakan cermin nyata bahwa Kota Malang tengah tumbuh menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif paling aktif di Indonesia.
“Dengan adanya ekonomi kreatif, pertumbuhan ekonomi di Kota Malang terus bergerak positif. Dampaknya terasa tidak hanya di Jawa Timur, tetapi juga secara nasional,” ujar Eko di sela pembukaan acara.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama agar Malang semakin dikenal luas di kancah nasional dan internasional.
“Hari ini Kota Malang sudah diakui sebagai salah satu kota paling aktif di dunia dalam bidang kreatif. Ini membuktikan bahwa Malang semakin terbuka dan layak dibanggakan,” tegasnya.
Eko menambahkan, dukungan penuh dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota menjadi pendorong semangat bagi pelaku industri kreatif untuk terus berinovasi.
“Pak Wali dan Pak Wakil selalu mengingatkan bahwa kreativitas adalah energi utama penggerak ekonomi daerah,” ucapnya.
Koordinator Malang Creative Fusion (MCF), Dadik Wahyu Chang, menyebut Festival Mbois merupakan wujud perjalanan panjang komunitas kreatif dalam membangun dan mencintai Kota Malang.
“Perjalanan kami di MCF adalah perjalanan cinta terhadap kota ini. Kami menyadari bahwa untuk mempercepat kemajuan, kami harus berjejaring dan berkolaborasi,” ujarnya.
Dadik menegaskan, MCF hadir sebagai jembatan antara ide, aksi, dan komersialisasi karya kreatif.
“Dari kolaborasi lahir komersialisasi yang sehat. Itulah tiga prinsip kami: membersamai, mencintai kota, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” ungkapnya.
Tahun ini, Festival Mbois juga menjadi ajang penghubung menuju Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang akan digelar di Malang Raya bulan ini.
“ICCF nanti akan menjadi momentum nasional untuk menunjukkan bahwa Malang memang pantas disebut kota kreatif dunia,” pungkasnya.
Dengan semangat “Senyawa Malang Raya untuk Nusantaraya”, Festival Mbois #10 bukan sekadar pesta kreatif tahunan. Lebih dari itu, ajang ini menjadi momentum nyata kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat untuk menjadikan Malang semakin mbois maju, berdaya, dan kreatif tanpa batas.
Pewarta: *Ali





















