SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) menegaskan komitmennya dalam membangun masa depan pertanian Indonesia yang berkelanjutan melalui Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-65, yang mengusung tema “Membangun Masa Depan Hijau: Pertanian Modern, SDGs, dan Kemandirian Pangan.”
Kegiatan yang digelar di Gedung FP UB ini tidak hanya menjadi momentum refleksi atas perjalanan enam dekade fakultas, tetapi juga penegasan peran akademisi dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah tantangan global.
Dalam rangkaian acara, digelar talkshow bertajuk “Ketahanan Pangan Indonesia: Tantangan, Strategi, dan Arah Kebijakan” dengan menghadirkan Dr. Sri Nuryanti, STP., MP., Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), sebagai narasumber utama.
Menurut Dr. Sri Nuryanti, ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada ketersediaan bahan pangan, tetapi juga pada akses, stabilitas, dan keberlanjutan sistem pangan.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan bahan makanan, tetapi juga aksesibilitas dan keberlanjutan. Indonesia harus memperkuat sistem pangan dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat menjadi kunci untuk menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, krisis geopolitik pangan, dan fluktuasi harga komoditas. “Ketika sumber daya alam dan manusia di sektor pertanian dikelola dengan baik, maka 70 persen masalah pangan bisa teratasi,” ujarnya.
Dr. Sri juga menyoroti pentingnya kehati-hatian pemerintah dalam pembangunan infrastruktur agar tidak mengorbankan lahan produktif. “Pembangunan jalan tol dan infrastruktur tetap penting, tapi jangan sampai mengurangi lahan baku sawah. Sinergi kebijakan pangan, pertanian, dan infrastruktur menjadi kunci,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan FP UB, Prof. Dr. Ir. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D., menegaskan Dies Natalis ke-65 menjadi momen reflektif sekaligus peneguhan peran FP UB sebagai pusat inovasi pertanian modern.
“Dies Natalis ini bukan sekadar perayaan, melainkan momentum afirmasi. Fakultas Pertanian UB harus menjadi pusat inovasi dan kolaborasi yang mampu menjawab tantangan zaman,” ujar Prof. Mangku.
Ia menekankan pentingnya transformasi sistem pertanian menuju model modern yang efisien, produktif, dan ramah lingkungan. “Negara seperti Belanda dan Vietnam telah melompat jauh dengan teknologi tinggi berbasis greenhouse. Indonesia pun bisa, asal riset, kebijakan, dan industri pangan saling terkoneksi,” paparnya.
Selain modernisasi teknologi, Prof. Mangku juga menyoroti perlunya insentif fiskal dan kebijakan yang mendukung regenerasi petani serta pengembangan SDM pertanian digital. “Pertanian harus menjadi sektor menarik bagi generasi muda. Pendidikan, riset, dan kebijakan harus berjalan beriringan,” tambahnya.
Acara berlangsung khidmat dan interaktif. Dosen, mahasiswa, dan tamu undangan aktif berdiskusi mengenai strategi kebijakan pangan yang sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin kedua, Zero Hunger.
Rangkaian Dies Natalis juga diisi dengan pameran inovasi pertanian, peluncuran buku ilmiah, dan pemberian penghargaan bagi sivitas akademika berprestasi di bidang penelitian dan teknologi hasil pertanian.
Menutup sambutannya, Prof. Mangku menyampaikan visi FP UB untuk menjadi pelopor pembangunan pertanian hijau dan berkelanjutan.
“Kami berkomitmen terus menanam ilmu pengetahuan dan menuai kebajikan bagi masyarakat. Fakultas Pertanian UB siap menjadi motor perubahan menuju kemandirian dan kedaulatan pangan nasional,” pungkasnya.
Pewarta: *Ali
