Gawat, 31 Kasus Kehamilan Anak di Kota Batu Sepanjang 2025, Dinkes Ingatkan Peran Orang Tua

SUARAMALANG.COM, Kota Batu – Angka kehamilan anak di Kota Batu masih terbilang tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu mencatat, sepanjang tahun 2025 terdapat 31 kasus kehamilan usia dini. Meski turun dibanding tahun lalu yang mencapai 43 kasus, angka ini tetap menjadi perhatian serius pemerintah.

Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati, mengungkapkan mayoritas kehamilan terjadi pada remaja berusia sekitar 15 tahun. Ironisnya, banyak kasus baru terungkap ketika usia kandungan sudah besar, bahkan sebagian baru diketahui menjelang persalinan.

“Risiko medis dari kehamilan usia anak sangat tinggi, mulai dari hipertensi, preeklamsia, hingga pendarahan hebat saat persalinan. Selain itu, bayi berpotensi lahir prematur atau dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), bahkan bisa berujung pada kematian,” jelas Susana, Jumat lalu.

Ia menegaskan, peran orang tua sangat krusial dalam mengawasi pergaulan anak dan aktivitas mereka di media sosial. Edukasi seks dan kesehatan reproduksi sejak dini dianggap penting untuk mencegah anak-anak terjerumus pada perilaku berisiko.

Selain melalui keluarga, Dinkes Kota Batu juga aktif menggelar workshop di sekolah-sekolah. Susana menyebut guru memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang menjaga diri dan dampak serius dari kehamilan usia dini.

Fenomena ini juga menjadi perhatian Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu. Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Amida Yusiana, mencatat hanya satu kasus kehamilan anak yang dilaporkan ke pihaknya tahun ini.

“Tidak semua kasus terlapor ke Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga). Namun bagi anak yang mengalami kehamilan tidak diinginkan, kami berikan pendampingan fisik maupun psikologis, termasuk mendampingi hingga persalinan,” kata Amida.

Bahkan, DP3AP2KB kerap membantu proses dispensasi nikah setelah anak melahirkan. Amida menilai, salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kehamilan dini adalah minimnya perhatian orang tua, terutama pada anak dari keluarga yang tidak utuh atau broken home.

“Kurangnya perhatian membuat anak mencari pelarian di luar. Sayangnya, sebagian berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan,” tegasnya.

Dengan angka kehamilan anak yang masih tinggi, Dinkes dan DP3AP2KB Kota Batu berharap kolaborasi semua pihak, mulai dari orang tua, sekolah, hingga pemerintah, dapat semakin diperkuat. Langkah pencegahan dinilai lebih penting agar kasus serupa tidak terus berulang setiap tahunnya.

Pewarta : *Bahari

Exit mobile version