Iklan

Harapan Pedagang Kecil di Balik Rencana Revitalisasi Pasar Lawang Senilai Rp 180 Miliar

Iklan

SUARAMALANG.COM, Kabupaten Malang– Di antara hiruk pikuk jual beli di Pasar Lawang, Yuli, pedagang pakaian yang sudah 15 tahun berjualan di sana, tersenyum tipis saat ditanya soal rencana revitalisasi pasar.

“Kalau nanti dibangun lagi, harapannya pembeli lebih nyaman. Kami bisa jualan dengan tenang, tidak takut panas atau hujan. Selama ini seadanya saja, tapi alhamdulillah masih bisa bertahan,” ucapnya, Sabtu (13/9)

Iklan

Cerita serupa datang dari Siti, penjual sayur di Pasar Tumpang. Baginya, kabar pasar akan dipoles menjadi lebih modern sekaligus dikembangkan sebagai pusat kuliner dan kesenian adalah angin segar. “Kalau pasar ini lebih tertata, wisatawan pasti betah mampir. Apalagi banyak turis Bromo lewat sini. Kalau ada yang jajan atau beli oleh-oleh, ya rezeki kami juga ikut nambah,” katanya sambil menata cabai dagangannya.

Bagi pedagang kecil seperti Yuli dan Siti, pasar bukan sekadar tempat berjualan, melainkan juga ruang kehidupan sehari-hari. Mereka berharap pembangunan tidak hanya menghadirkan bangunan baru, tapi juga membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah.

Pemerintah Kabupaten Malang menegaskan bahwa revitalisasi dua pasar tersebut bukan hanya soal fisik, tapi juga strategi untuk menggerakkan ekonomi warga.

Kepala Disperindag Kabupaten Malang, M. Nur Fuad Fauzi, menyebut Pasar Lawang akan dikembangkan dengan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) yang ramah lingkungan, sedangkan Pasar Tumpang diarahkan sebagai penyangga wisata Bromo sekaligus pasar kuliner dan kesenian.

“Pasar tradisional adalah denyut nadi ekonomi rakyat. Dengan revitalisasi, kami ingin menghadirkan fasilitas yang nyaman sekaligus mendorong geliat ekonomi, baik untuk pedagang maupun masyarakat luas,” kata Fuad.

Menurutnya, Pasar Lawang diprioritaskan karena sebelumnya terdampak kebakaran, sementara Pasar Tumpang dipilih karena letaknya strategis sebagai transit wisatawan TNBTS.

Pemerintah juga sedang menyiapkan skema pembiayaan melalui APBD maupun dukungan pusat, dengan nilai pembangunan Pasar Lawang yang kini diperkirakan mencapai Rp180 miliar.

Bagi warga, angka tersebut mungkin terdengar besar, namun bagi Yuli, Siti, dan ratusan pedagang lainnya, yang lebih penting adalah bagaimana pasar mereka bisa hidup kembali. “Kami ingin pasar jadi lebih rame lagi. Kalau pasar maju, otomatis kehidupan kami ikut maju,” kata Yuli

Bila revitalisasi berjalan lancar, wajah dua pasar tradisional di Kabupaten Malang akan segera berubah, tidak hanya menjadi pusat transaksi, juga ruang kebanggaan masyarakat.

Pewarta: *Slamet K

Iklan
Iklan
Iklan