SUARAMALANG.COM, KOTA MALANG – Tahun ajaran baru 2025/2026 di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 16 Kota Malang resmi dimulai pada Senin (14/7), ditandai dengan pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Kegiatan pembuka ini diawali dengan tes kesehatan dan kebugaran fisik yang diikuti oleh 100 siswa, bertempat di eks Kampus Politeknik Kota Malang (Poltekom), Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, yang dalam pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa Kota Malang menjadi salah satu dari daerah yang masuk dalam tahap awal (1A) pelaksanaan program nasional Sekolah Rakyat yang digagas Presiden RI melalui Kementerian Sosial.
“Alhamdulillah, Kota Malang termasuk wilayah pelaksana tahap 1A program Sekolah Rakyat. Kami telah mengecek kesiapan fasilitas, dan alhamdulillah semua sudah siap. Hari ini, 100 siswa yang terbagi dalam empat rombongan belajar sudah menjalani tes kesehatan, dan secara umum mereka dalam kondisi sehat,” terang Wahyu.
Wali Kota juga menekankan, keberadaan Sekolah Rakyat merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah pusat kepada masyarakat miskin dan miskin ekstrem. Fasilitas penunjang di sekolah tersebut sudah lengkap, mulai dari ruang kelas, asrama dengan tempat tidur, hingga kebutuhan pokok lainnya.

“Ini bentuk nyata dari perhatian pemerintah. Kami pastikan siswa mendapatkan fasilitas terbaik. Tinggal mereka fokus belajar, karena semuanya telah disiapkan,” tambahnya.
Diungkapkan, dalam waktu satu bulan ke depan, pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan kebutuhan siswa terpenuhi. Wahyu pun mendorong agar para orang tua dan pihak sekolah aktif menyampaikan masukan demi kelancaran program.
“Saya tadi juga bertemu dengan para orang tua siswa. Rata-rata menyampaikan rasa syukur karena kini anak-anak mereka bisa mengakses pendidikan bermutu yang selama ini terasa mustahil,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito W., menjelaskan , program Sekolah Rakyat di Kota Malang dibagi ke dalam dua jenjang. Untuk tingkat SMP berlokasi di Tlogowaru dengan empat rombongan belajar, sedangkan tingkat SMA berada di kawasan Jalan Kawi dengan tiga rombongan belajar.
“Siswa yang diterima berasal dari Desil 1 dan 2, yaitu kategori miskin ekstrem dan miskin, sesuai dengan data yang kami miliki berdasarkan instruksi dari Presiden melalui Kementerian Sosial,” jelas Donny.
Ia menambahkan, sebelum mengikuti MPLS dan masuk asrama, seluruh siswa wajib menjalani pemeriksaan kesehatan. Jika ditemukan siswa yang sedang sakit, mereka akan dirujuk ke rumah sakit dan hanya diperbolehkan masuk asrama setelah dinyatakan pulih.
Pewarta: Slamet