Suaramalang – Perusahaan telekomunikasi Tiongkok, Huawei, berhasil melipatgandakan laba bersihnya pada tahun 2023. Semua berkat penawaran produk yang lebih baik.
Laba bersih Huawei meningkat 114,5% year-on-year (Yoy) menjadi 87 miliar Yuan atau setara Rp 191,4 triliun (asumsi Rp 2.200/1 Yuan). Sementara pertumbuhan pendapatan mencapai 9,6% year-on-year (Yoy) menjadi 704 miliar Yuan (US$ 99,18 miliar) atau setara Rp 1.549 triliun (asumsi Rp 2.200/1 Yuan).
Huawei menjelaskan, peningkatan ini dikontribusi oleh perbaikan operasional dan kualitas penjualan yang lebih tinggi di beberapa bisnis.
Seperti diketahui, Huawei telah merilis Mate 60 Pro di China pada akhir Agustus 2023. Beberapa review menunjukkan perangkat ini menawarkan kecepatan unduh dengan 5G berkat chip semikonduktor canggih. Meskipun Amerika Serikat telah membatasi Huawei untuk mendapatkan akses terhadap teknologi canggih dari pemasok Amerika sejak tahun 2019.
Namun, Mate 60 Pro membantu mendongkrak penjualan Huawei di China. Pada kuartal keempat, pengiriman ponsel pintar Huawei di Tanah Air meningkat sebesar 47% dibandingkan tahun lalu.
Hal ini menempatkan perusahaan tersebut di posisi keempat berdasarkan pangsa pasar, di depan Xiaomi, menurut Canalys. Meski Apple masih mempertahankan posisi pertama dengan pertumbuhan pengiriman 6% dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2022, pendapatan Huawei hanya akan tumbuh 0,9%, karena perusahaan tersebut menstabilkan bisnisnya yang sedang mengalami kesulitan. Selama periode tersebut, perusahaan mengalami penurunan penjualan sebesar 28% dibandingkan tahun 2021, dan penurunan laba bersih sebesar 69%.
Penurunan tersebut merupakan yang terbesar dalam sejarah perusahaan. Penyebabnya adalah kenaikan harga komoditas, wabah Covid-19 di Tiongkok, dan peningkatan belanja penelitian dan pengembangan.
Tak hanya itu, Huawei juga menyebut bisnis software untuk mobil pintarnya juga mengalami pertumbuhan pendapatan. Pendapatan tercatat meningkat 128,1% dibandingkan tahun lalu menjadi 4,7 miliar Yuan atau setara Rp 10,34 triliun.
Huawei menjual perangkat lunak dan teknologi lainnya kepada perusahaan mobil. Perusahaan juga bekerja sama dengan produsen merek mobil listrik Aito.
Sedangkan bisnis konsumennya mengalami pertumbuhan pendapatan sebesar 17,3% YoY menjadi 251,5 miliar Yuan atau setara Rp 553,5 triliun pada tahun 2023.
Selain itu, pendapatan dari teknologi informasi dan komunikasi masih menjadi pendorong pendapatan terbesar Huawei. Tercatat meningkat 2,3% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 362 miliar Yuan atau setara Rp 796,73 triliun. Sedangkan pendapatan dari Cloud meningkat 22% menjadi 55,3 miliar Yuan atau setara Rp 121,71 triliun.