SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Warga di kawasan Polehan, Kecamatan Blimbing, kini merasakan perubahan besar dalam aktivitas sehari-hari setelah jembatan gantung baru di wilayah mereka resmi digunakan. Infrastruktur yang dibangun oleh Vertical Rescue Indonesia bersama sejumlah mitra CSR ini menjadi solusi nyata bagi warga yang selama ini kesulitan melintas akibat jarak dan akses yang terbatas.
Sebelumnya, warga di dua sisi wilayah Polehan dan Kedungkandang harus memutar jauh untuk menuju sekolah, tempat kerja, atau pasar. Kini, dengan jembatan gantung tersebut, perjalanan yang semula memakan waktu hingga 30 menit bisa ditempuh hanya dalam 5 menit berjalan kaki.
“Dulu anak-anak sekolah harus muter jauh, apalagi kalau sungai meluap mereka nggak bisa lewat. Sekarang lebih mudah dan aman. Pagi-pagi nggak takut terlambat sekolah,” ujar Yanti (38), warga sekitar yang anaknya bersekolah di wilayah seberang.
Manfaat jembatan gantung tidak hanya dirasakan oleh pelajar. Para pedagang kecil, pekerja, hingga lansia kini dapat melintas dengan lebih cepat dan aman. Kehadiran jembatan ini secara tidak langsung juga mendorong aktivitas ekonomi masyarakat di dua kecamatan yang terhubung.
“Kalau dulu nganter dagangan harus naik motor muter jauh, sekarang tinggal nyebrang. Penghasilan juga lebih lancar,” tutur Bambang, salah satu pedagang sayur yang setiap pagi melintasi jembatan baru itu.
Jembatan ini dibangun dengan konstruksi baja ringan dan tali seling berkapasitas beban tinggi, yang diperkirakan mampu bertahan hingga 20 tahun. Selain itu, desainnya ramah lingkungan dan mempertimbangkan keamanan pengguna, termasuk anak-anak dan pesepeda.
Pembangunan jembatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Vertical Rescue Indonesia, masyarakat setempat, dan sejumlah mitra CSR. Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan bahwa inisiatif sosial dapat memberikan dampak langsung terhadap kualitas hidup warga, terutama di kawasan yang selama ini minim akses.
“Kami membangun jembatan bukan sekadar infrastruktur, tapi jembatan kehidupan. Warga jadi lebih mudah berinteraksi, anak sekolah lebih cepat sampai, dan ekonomi bergerak,” ungkap salah satu tim Vertical Rescue di lokasi kegiatan.
Selain di Polehan, proyek serupa juga tengah berjalan di Kecamatan Sukun, yang menghubungkan Kelurahan Bandulan dengan wilayah Wagir, Kabupaten Malang. Progres pembangunan telah mencapai 80 persen dan ditargetkan rampung pada akhir Oktober 2025.
Pemerintah Kota Malang menyatakan dukungannya terhadap inisiatif tersebut dengan rencana perbaikan akses jalan menuju jembatan yang dinilai masih curam. Pemkot juga akan membantu proses hibah tanah dari warga yang telah menyerahkan lahannya untuk proyek jembatan gantung tersebut.
“Kami akan bantu dari sisi jalan dan legalitas tanah agar keberadaan jembatan ini bisa dinikmati jangka panjang oleh warga,” ujar Wali Kota Malang Wahyu Hidayat dalam keterangannya.
Lebih dari sekadar proyek fisik, jembatan gantung di Polehan telah menjadi simbol gotong royong dan kepedulian sosial. Anak-anak kini bisa berangkat sekolah dengan aman, warga lebih mudah mengakses fasilitas publik, dan hubungan antarwarga di dua wilayah menjadi lebih erat.
Kehadiran jembatan ini membuktikan bahwa infrastruktur kecil yang dibangun dengan semangat kolaborasi dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat.
“Jembatan ini bukan hanya penghubung dua sisi sungai, tapi juga penghubung harapan warga,” ujar salah satu relawan Vertical Rescue.
Pewarta:*Ali/Bahari