SUARAMALANG.COM, Kota Malang–Suasana duka dan hari menyelimuti Kota Malang sejak pagi hari ketika kabar wafatnya Hanik Andriani Wahyu Hidayat, istri Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, tersiar luas. Ratusan pelayat dari berbagai kalangan memadati kawasan Masjid Besar Quba, Jalan Terusan Ijen Nomor 24, Kota Malang, tempat almarhumah disholatkan setelah pelaksanaan Salat Jumat.
Prosesi pemberangkatan jenazah berlangsung khidmat. Sejak pukul 09.00 WIB, pelayat mulai berdatangan ke Rumah Dinas Wali Kota Malang di Jalan Ijen, tempat jenazah disemayamkan sementara sebelum diberangkatkan menuju masjid. Tidak hanya keluarga besar, para pejabat pemerintah, tokoh agama, kerabat, sahabat, hingga masyarakat umum tampak hadir memberikan penghormatan terakhir.
Tepat sekitar pukul 11.30 WIB, jenazah diberangkatkan dari rumah dinas menggunakan mobil jenazah dengan pengawalan petugas kepolisian dan Satpol PP. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, terlihat mendampingi keluarga terdekat dengan wajah penuh kesedihan, namun tetap tegar menerima kedatangan para pelayat yang memberikan doa dan ucapan belasungkawa.
Dihadiri Pejabat Daerah, Tokoh Agama, dan Masyarakat
Suasana di halaman Masjid Besar Quba semakin padat mendekati waktu Salat Jumat. Ribuan jamaah turut hadir, baik untuk menunaikan ibadah Jumat maupun mengikuti Salat Jenazah. Area dalam masjid penuh sesak, sementara sebagian pelayat yang tidak tertampung melaksanakan salat di halaman dan teras masjid.
Sesaat setelah Salat Jumat selesai dilaksanakan, imam masjid mengumumkan bahwa seluruh jamaah diminta tetap berada di tempat untuk melaksanakan Salat Jenazah bagi almarhumah Hanik Andriani Wahyu Hidayat. Suasana menjadi hening ketika imam memimpin salat, dengan seluruh jamaah khusyuk memanjatkan doa bagi kepergian almarhumah.
Usai salat, Ketua MUI Kota Malang, KH Isroqunnajah, memberikan tausiyah singkat. Dalam pesannya, ia menyampaikan bahwa rasa duka yang mendalam merupakan fitrah manusia, terutama ketika ditinggal oleh sosok yang dicintai. Namun ia mengingatkan bahwa almarhumah kini telah kembali kepada Sang Pencipta dalam keadaan yang terbaik.
“Kita boleh menangis dan bersedih, tetapi pastikan almarhumah pergi dengan senyuman. Kesedihan adalah fitrah, namun kita tidak boleh lupa bahwa almarhumah adalah makhluk yang dicintai Allah SWT,” ujarnya dalam tausiyah pada Jumat, 21 November 2025.
KH Isroqunnajah juga mengajak seluruh pelayat untuk memberikan kesaksian kebaikan almarhumah semasa hidupnya. Ia menyebut Hanik dikenal sebagai sosok yang peduli, ramah, dan sangat dekat dengan masyarakat.
“Pesan kami, coba inventarisasi kebaikan almarhumah untuk bisa ditindaklanjutkan. Semasa hidup, beliau sangat peduli pada masyarakat, UMKM, dan pembinaan keluarga. Bahkan tiga hari terakhir beliau masih aktif menghadiri kegiatan masyarakat,” jelasnya.
Kesaksian Arumi Bachsin Emil Dardak: ‘Beliau Sangat Ceria dan Penuh Semangat’
Hadir pula Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, yang tampak sangat kehilangan. Arumi mengungkapkan bahwa dirinya baru mengetahui kabar duka pada pagi hari, dan bergegas menuju Malang setelah menyelesaikan agenda yang sudah dijadwalkan.
Arumi menceritakan bahwa selama beberapa agenda terakhir, almarhumah Hanik tampak sangat ceria, bersemangat, dan tidak menunjukkan tanda-tanda kondisi yang mengkhawatirkan.
“Malam tadi saya baru bisa tidur, dan pagi sekitar pukul 05.30 WIB saya membaca kabar duka ini. Ada kegiatan yang harus saya selesaikan pagi ini, tetapi Alhamdulillah masih sempat untuk mengantarkan beliau ke peristirahatan terakhir,” ujarnya.
Ia menambahkan “Selama kegiatan PKK dan capacity building dua hari berturut-turut, beliau selalu hadir, ceria, penuh energi, dan selalu menyebarkan senyum. Tidak pernah ada tanda bahwa beliau sedang sakit. Semua terasa sangat tiba-tiba, dan tentunya ini adalah rahasia Allah.”
Ungkapan duka juga disampaikan oleh Wali Kota Batu, Nurochman, yang turut hadir memberikan penghormatan terakhir. Ia mengenal almarhumah sebagai pribadi yang hangat, ramah, dan sangat perhatian terhadap orang lain.
Nurochman sempat menceritakan pengalaman personalnya bersama almarhumah beberapa hari sebelum kabar duka datang.
“Dua hari yang lalu istri saya cerita, almarhumah bahkan membantu membenarkan jilbab. Itu hal kecil tetapi sangat berkesan. Beliau tipe orang yang sangat baik, sangat ceria, tidak pernah membuat suasana jadi berat,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa kepergian almarhumah adalah kehilangan besar tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga bagi masyarakat Malang Raya.
Pemakaman di TPU Kasin
Setelah seluruh rangkaian prosesi di Masjid Besar Quba selesai, jenazah kemudian diberangkatkan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kasin, Kota Malang, sekitar pukul 14.30 WIB. Ratusan pelayat mengiringi mobil jenazah hingga ke area pemakaman.
Prosesi pemakaman berlangsung haru. Tangis keluarga dan para pelayat pecah ketika jenazah diturunkan ke liang lahat. Doa bersama dipimpin oleh tokoh agama setempat. Suasana semakin menyentuh ketika Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, ikut menaburkan bunga dan tanah terakhir ke makam istrinya
Semasa hidup, almarhumah Hanik dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan sosial, pembinaan ekonomi keluarga, serta pemberdayaan UMKM. Ia sering turun langsung ke masyarakat, menghadiri kegiatan warga, dan memfasilitasi berbagai program pemberdayaan.
Banyak warga yang datang mengaku kehilangan sosok yang dikenal ramah dan mudah didekati tersebut. Kehadiran almarhumah dalam berbagai kegiatan masyarakat dinilai membawa semangat positif dan kebersamaan.
Kepergian almarhumah Hanik Andriani Wahyu Hidayat meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Kota Malang. Ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai instansi, organisasi perempuan, tokoh masyarakat, dan warga lintas komunitas.
Meskipun kepergiannya terasa begitu mendadak, banyak pihak meyakini bahwa almarhumah pergi dalam keadaan husnul khatimah, meninggalkan jejak kebaikan yang akan terus dikenang.
Pewarta: *Ali Np





















