Iklan

Kasus Bullying di Malang Meningkat, Polresta Perketat Sosialisasi dan Tangani Korban Hingga Dirujuk ke RSJ

Iklan

SUARAMALANG.COM, Kota Malang — Polresta Malang Kota memperketat langkah pencegahan kekerasan antar pelajar setelah kasus bullying di wilayah kota mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir. Melalui roadshow ke sejumlah sekolah, Satuan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) menyosialisasikan bahaya bullying dan narkoba, termasuk kepada ratusan siswa SMPN 3 Malang, Senin (24/11/2025).

Kanit PPA Polresta Malang Kota, Iptu Khusnul Khotimah, menjelaskan bahwa sasaran utama sosialisasi adalah siswa SMP karena mayoritas pelaku dalam rentetan kasus yang ditangani berusia remaja tingkat SMP.

Iklan

“Kasus bullying akhir-akhir ini banyak melibatkan siswa SMP. Harapan kami kegiatan ini dapat mengurangi kejadian-kejadian bullying di Kota Malang,” ujarnya.

Khusnul menegaskan bahwa dampak bullying tidak bisa dianggap ringan. Dari kasus yang ditangani, beberapa korban mengalami gangguan mental berat akibat tindakan kekerasan yang terjadi secara berulang.

“Bahkan ada korban yang sampai harus dirujuk ke RSJ. Ada juga yang terus mendapat pembinaan dari psikolog karena dampaknya luar biasa,” ungkapnya.

Korban yang ditangani tidak hanya dari kalangan siswa SMP tetapi juga SMA.

Kasus Bullying Meningkat: 8 Laporan Sepanjang 2025

Hingga November 2025, unit PPA mencatat 8 kasus bullying, meningkat dibanding 6 kasus pada 2023. Bentuk bullying yang paling banyak terjadi adalah fisik dan mayoritas korbannya adalah siswa laki-laki.

Namun laporan terbaru menunjukkan tren korban perempuan mulai muncul.

Lokasi kejadian pun bervariasi, tidak hanya di sekolah. “Ada yang terjadi di sekolah, tongkrongan, bahkan yang terbaru terjadi di area makam,” kata Khusnul.

Roadshow 5–6 Sekolah, Siswa Bisa Curhat Langsung ke Psikolog

Polresta bekerja sama dengan salah satu ok universitas untuk melakukan roadshow terkait kesehatan mental, pencegahan bullying, dan anti narkoba. Selama kegiatan, siswa dapat langsung melakukan konseling di booth layanan kesehatan dan psikologi yang disediakan.

Menurut Khusnul, pemulihan korban sangat bergantung pada tingkat dampak yang dialami. “Ada yang cukup satu-dua kali pembinaan, tapi ada juga yang berkepanjangan,” ujarnya.

Perkembangan Kasus Bullying di Makam Gempol: Naik ke Penyidikan

Terkait kasus bullying pelajar di area Makam Gempol, Khusnul menyatakan penyidikan telah naik setelah gelar perkara awal dilakukan. Polisi masih menunggu hasil visum dari RSAA untuk gelar lanjutan dan penetapan tersangka.

Trigger kasus tersebut terjadi karena salah paham saat pelaku mendengar korban dipanggil “beb”, yang kemudian memicu aksi penganiayaan oleh beberapa pelaku.

Korban kini menjalani pemulihan bersama Dinsos dan sudah mulai beraktivitas normal. Sementara itu, para terduga pelaku masih bersama orang tua mereka sambil menunggu proses pemeriksaan lanjutan. Polisi juga masih membuka kemungkinan jumlah pelaku bertambah karena pengembangan kasus masih berlangsung.

Pewarta:*Ali Nopan

Iklan
Iklan
Iklan