SUARAMALANG.COM, Kabupaten Pasuruan – Keluhan mengenai bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang dikabarkan membuat mesin motor bermasalah, kini menjalar ke wilayah Pasuruan.
Setelah sebelumnya ramai di Tuban dan Bojonegoro, kini sejumlah warga di Kota dan Kabupaten Pasuruan mulai menyuarakan kekhawatiran yang sama.
Beberapa pengguna motor di Pasuruan mengaku merasakan perubahan pada performa kendaraan setelah mengisi Pertalite, meski tidak semuanya sampai mengalami mogok.
Saeri, warga Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, mengaku motornya sempat tersendat begitu mengisi BBM jenis Pertalite di wilayah Gadingrejo.
“Iya, sempat mbrebet habis mengisi bensin pertalite di Gadingrejo. Tapi gak sampai mogok,” kata Saeri, Selasa (28/10/2025).
Namun, ada pula yang mengaku tidak merasakan kendala apapun, meski tetap khawatir terhadap kemungkinan menurunnya mutu bahan bakar.
“Saya ngisi Pertalite kemarin, sepertinya tidak ada kendala. Tapi saya tetap khawatir juga kalau kualitas Pertalite berubah,” ujar Irsya Priongko, warga Purutrejo, Kota Pasuruan.
Menurut Irsya, pengawasan kualitas bahan bakar sebelum sampai ke SPBU harus menjadi prioritas utama Pertamina.
“Ini hak konsumen. Pertamina jangan sampai merugikan warga,” tambahnya.
Di sisi lain, pihak SPBU juga mulai memperketat pengawasan terhadap setiap kiriman bahan bakar yang datang dari Pertamina.
“Kami tetap harus mengawasi lebih ketat saat kedatangan kiriman BBM pengisian di SPBU. Terutama operator dan pengawas yang ada di SPBU,” ujar Suryono, pemilik SPBU di Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan.
Ia menegaskan, konsumen memiliki hak untuk melapor apabila menemukan gangguan atau dugaan penurunan kualitas bahan bakar setelah pengisian.
“Karena jika ada masalah terkait kualitas BBM, bisa lapor,” tegasnya.
Suryono memastikan hingga saat ini belum ada laporan resmi yang masuk dari pengguna di wilayah Pasuruan.
“Kalau pun ada, keluhan bisa disampaikan ke call center,” lanjutnya.
Pertamina sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa proses distribusi dilakukan dengan standar ketat dan setiap batch BBM diuji laboratorium sebelum dikirim ke SPBU.
Namun, dengan munculnya gejala serupa di sejumlah daerah, warga kini diimbau untuk aktif melaporkan jika mengalami masalah mesin setelah mengisi Pertalite.
Pelaporan bisa dilakukan melalui call center Pertamina 135, aplikasi MyPertamina, atau kanal resmi media sosial Pertamina agar investigasi mutu bahan bakar dapat segera dilakukan dan tidak meluas.
Langkah cepat dari warga menjadi kunci agar dugaan penurunan kualitas BBM bisa diidentifikasi sejak dini dan mencegah kerugian lebih besar di lapangan.





















