Tekno  

Ketahuan! Hacker China-Rusia Manfaatkan Teknologi Amerika untuk Serangan Siber


Suaramalang – Peretas asal China, Rusia, Korea Utara, dan Iran nampaknya lebih memilih menggunakan teknologi asal Amerika Serikat (AS). Untuk menerapkan tindakan mereka, negara-negara ini dilaporkan menggunakan alat dari OpenAI.

OpenAI adalah perusahaan yang membuat chatbot ChatGPT yang populer. Penemuan ini ditemukan oleh Microsoft, yang merupakan mitra utama dan pemegang saham OpenAI.

Perusahaan tersebut mengatakan telah melacak kelompok peretas dari Tiongkok, Rusia, Korea Utara, dan Iran, menggunakan pemodelan milik OpenAI (LLM). Program ini menggunakan teks untuk menghasilkan respons mirip manusia.

Setelah mengumumkan penemuan tersebut, Microsoft menegaskan tidak ingin alatnya digunakan untuk kejahatan.

“Terlepas dari apakah ini melanggar hukum atau persyaratan layanan yang telah kami identifikasi, kami tidak ingin mereka memiliki akses terhadap teknologi tersebut,” kata Wakil Presiden Keamanan Pelanggan, Tom Burt, dikutip dari Reuters, Kamis (15/2/2024).

Burt mengatakan penggunaan AI oleh peretas masih dalam tahap awal dan bertahap. Belum ada yang mampu melakukan terobosan lebih lanjut dari kegiatan ini.

“Kami melihat mereka menggunakan teknologi ini seperti pengguna lainnya,” katanya.

Hanya Tiongkok yang angkat bicara terkait tuduhan ini. “Kami menentang pencemaran nama baik dan tuduhan tidak berdasar terhadap Tiongkok. Kami juga mendukung penggunaan teknologi AI yang aman, andal, dan terkendali untuk meningkatkan kesejahteraan umum seluruh umat manusia,” kata Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar Tiongkok di AS.

Sementara itu, pemerintah Rusia, Korea Utara, dan Iran tidak memberikan komentar.

Reuters menyebutkan ancaman tersebut telah diungkapkan oleh pejabat senior keamanan siber di negara-negara Barat sejak tahun lalu. Mereka mengatakan beberapa pihak jahat menyalahgunakan alat buatan OpenAI.