SUARAMALANG.COM, Jakarta – Ketegangan di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memuncak setelah jajaran Syuriah meminta Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengundurkan diri.
Pertemuan maraton pun digelar Gus Yahya sebagai respons atas dinamika yang berkembang di tingkat pusat organisasi.
Pada Minggu (23/11/2025) malam, Gus Yahya dijadwalkan menggelar Silaturahim Alim Ulama di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta.
Dari undangan yang beredar, terdapat 76 ulama dari berbagai daerah di Indonesia yang dipanggil mengikuti forum tersebut.
Dalam daftar undangan itu, tercantum nama istri KH Abdurahman Wahid atau Gus Dur yaitu Shinta Nuriyah.
Selain itu, hadir pula mantan Ketua PBNU KH Aqil Siroj dan mantan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.
Konfirmasi atas agenda pertemuan dilakukan langsung oleh Gus Yahya yang menegaskan forum tersebut ditujukan untuk menimba pandangan dan masukan strategis dari para ulama.
“Kalau dengan ulama, saya mohon doa dan mohon nasihat,” katanya.
“Kalau Beliau bertanya, saya jawab, saya akan lebih banyak diam,” ujarnya menambahkan.
Sebelum agenda malam itu, Gus Yahya telah lebih dulu menghimpun para Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama tingkat provinsi.
Pertemuan tersebut berlangsung di Surabaya pada Minggu (23/11/2025) dini hari dalam suasana konsultatif terkait dinamika organisasi yang dituding semakin mengeras.
Gus Yahya menjelaskan bahwa ia telah memberikan penjelasan secara utuh kepada para Ketua PWNU mengenai perkembangan terakhir di internal PBNU.
“Setelah saya sampaikan pemahaman yang utuh, saya beri kebebasan para Ketua PWNU menyikapi dinamika tersebut dengan baik,” ujarnya.
Sumber ketegangan bermula dari beredarnya risalah rapat harian Syuriah PBNU yang ditandatangani Ketua Dewan Syura PBNU KH Miftahul Akhyar pada 20 November 2025.
Risalah itu telah beredar sejak dua hari lalu dan memuat poin tegas yang meminta Gus Yahya mengundurkan diri dari kursi ketua umum dalam waktu paling lambat tiga hari sejak ditandatangani.
Risalah tersebut juga menegaskan bahwa jika dalam tiga hari Ketua Umum PBNU belum mengajukan pengunduran diri, maka Rapat Harian Syuriah PBNU akan memberhentikan Gus Yahya dari jabatannya.
Penjelasan latar belakang keputusan itu turut dicantumkan, termasuk soal kehadiran akademisi Amerika Serikat Peter Berkowitz dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Peter Berkowitz selama ini dianggap sebagai tokoh dalam jaringan zionisme internasional.
Kehadirannya disebut melanggar nilai dan ajaran ahlussunnah wal jamaah an nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.
Di samping itu, risalah juga menyebut adanya indikasi pelanggaran tata kelola keuangan di lingkungan PBNU yang dinilai bertentangan dengan hukum syariat Islam sehingga membahayakan eksistensi badan hukum organisasi.
Situasi yang mengemuka tersebut menjadikan rangkaian pertemuan Gus Yahya dengan para tokoh dan ulama sebagai langkah krusial dalam menentukan arah stabilitas internal PBNU ke depan.
