SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Gelombang keluhan pengendara sepeda motor di Kota Malang makin ramai terdengar setelah banyak yang melaporkan kendaraan mereka bermasalah usai mengisi bahan bakar jenis Pertalite.
Unggahan warganet di media sosial memperlihatkan kejadian serupa: mesin motor tiba-tiba brebet, tersendat, bahkan mati total beberapa saat setelah pengisian bahan bakar.
Sebagian pengguna mengaku kendaraan mereka sulit dinyalakan di pagi hari, sementara lainnya harus mengganti busi berulang kali hanya dalam hitungan minggu.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna Pertalite, terutama karena BBM tersebut merupakan bahan bakar dengan subsidi paling banyak digunakan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Menanggapi maraknya laporan itu, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (Jatimbalinus) menyatakan sudah menerima dua pengaduan resmi terkait insiden kendaraan mogok usai pengisian Pertalite di Kota Malang.
“Untuk wilayah Malang, kami telah menerima dua laporan. Yaitu di SPBU 51.651.16 Jalan Raya Langsep Sukun dengan satu konsumen motornya masuk bengkel lalu selanjutnya di SPBU 54.651.10 Jalan Raya Mondoroko Kecamatan Singosari Kabupaten Malang dengan keluhan filternya kotor,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, Selasa (28/10/2025).
Pertamina disebut telah melakukan penggantian serta perbaikan terhadap kendaraan terdampak sesuai prosedur yang berlaku.
Ahad menegaskan, distribusi bahan bakar ke seluruh SPBU dijalankan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP), termasuk pengujian mutu di laboratorium sebelum disalurkan ke masyarakat.
“Menjamin keamanan suplai serta mutu produk BBM sesuai dengan regulasi yang berlaku, merupakan fokus dan prioritas utama kami,” tegasnya.
Pihaknya juga memastikan akan melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan terhadap Pertalite yang dikirim dari Fuel Terminal Tuban, yang menjadi sumber pasokan BBM wilayah Malang melalui terminal distribusi di Surabaya.
“Jadi, suplai BBM Pertalite yang ada di Malang berasal dari Surabaya. Dari Surabaya itu, sumbernya berasal dari Tuban,” ungkapnya.
Meski begitu, hasil uji laboratorium tersebut belum dipublikasikan, sementara keluhan warga terus bertambah dari hari ke hari.
Karena itu, Pertamina meminta masyarakat tidak diam dan segera melapor bila mengalami gejala serupa agar dapat ditangani secara langsung.
“Keluhan dapat langsung dilaporkan ke SPBU tempat mengisi terakhir. Atau dapat juga disampaikan lewat Pertamina Contact Center di Call Center 135 atau email pc****@*******na.com maupun DM Instagram Pertamina untuk segera kami tindaklanjuti,” pungkas Ahad.
Pertamina berharap, semakin banyak laporan yang masuk dari pengguna Pertalite di wilayah Malang, maka investigasi penyebab gangguan mesin dapat dilakukan lebih cepat dan menyeluruh demi memastikan mutu BBM tetap aman bagi masyarakat.





















