SUARAMALANG.COM, Kota Malang– Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA) kembali menggelar Konferensi Internasional ELT 2025, menghadirkan peneliti dan pakar pendidikan dari Indonesia, Australia, Taiwan, Thailand, dan Malaysia. Forum yang dipusatkan di Aula Lantai 6 UNISMA ini menempatkan Teori Connectivism sebagai tema utama untuk menjawab tantangan pembelajaran bahasa Inggris di era digital.
Teori tersebut menekankan tiga prinsip: pembelajaran sebagai proses menghubungkan berbagai sumber informasi, kemampuan melihat koneksi antar bidang sebagai keterampilan inti, serta pentingnya menjaga hubungan informasi untuk pembelajaran sepanjang hayat. Visual prinsip-prinsip ini ditampilkan di layar utama sebagai dasar diskusi akademik selama konferensi.
Konferensi dibuka oleh Chairperson, Ika Hidayati, yang menegaskan bahwa transformasi digital merupakan keniscayaan dalam pendidikan bahasa Inggris.
“Konferensi ini kami selenggarakan mengikuti perkembangan era digital. Harapannya, apa yang kita pelajari hari ini membuka wawasan bahwa pembelajaran bahasa Inggris sangat terbantu oleh teknologi,” ujarnya.
Ika menekankan bahwa teknologi bukan lagi pelengkap, melainkan bagian utama ekosistem pembelajaran—mulai dari pengumpulan referensi, kolaborasi akademik, hingga publikasi ilmiah.
FKIP UNISMA menegaskan tujuan strategis konferensi: menaikkan kualitas publikasi ilmiah dan kompetensi akademik peserta.
“Target kita bukan hanya konferensi, tetapi juga mendorong peserta mencapai publikasi terindeks Scopus, jurnal SINTA, serta sertifikasi kemampuan bahasa Inggris seperti B1 CEFR,” kata Ika.
Ia memastikan panitia memberi pendampingan khusus agar setiap paper dapat masuk ke jurnal yang sesuai standar internasional.
Meski mendorong integrasi digital, Ika mengingatkan perlunya kehati-hatian dalam penggunaan teknologi.
“Tidak semuanya bisa digantikan teknologi. Tetap harus ada kombinasi antara metode digital dan metode tradisional,” tegasnya.
Ia menyebut sejumlah perangkat digital yang kini menjadi bagian pembelajaran ELT, antara lain Learning Management System (LMS), video conference, aplikasi pembelajaran bahasa, perpustakaan digital, hingga AI-assisted writing tools dengan etika akademik yang ketat.
Konferensi menghadirkan pembicara lintas negara. Dari Indonesia, Prima Kinetik memaparkan implementasi Connectivism dalam pembelajaran ELT. Pembicara Australia membahas virtual learning environment, sementara delegasi dari Taiwan, Thailand, dan Malaysia menunjukkan inovasi kurikulum berbasis digital.
Kehadiran pembicara internasional menegaskan posisi UNISMA dalam jejaring akademik global. Pada layar utama tampak slogan “Fly High Toward Becoming a World-Class University”, menegaskan visi global UNISMA. Konferensi ini diproyeksikan menjadi ruang kolaborasi riset dan penguatan kapasitas akademik dosen serta mahasiswa.
