SUARAMALANG.COM, KOTA MALANG – GOR Ken Arok Kota Malang menjadi saksi semaraknya semangat para pendekar muda dari berbagai penjuru tanah air. Selama dua hari, 11–12 Juli 2025, sebanyak 686 karateka dari 26 kontingen dan 9 perguruan karate se-Indonesia memadati arena dalam ajang bergengsi Piala Presiden of Shoto-Kai.
Kejuaraan nasional ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PB Forki, Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi tingginya antusiasme dan semangat para atlet muda dalam menekuni dunia karate.
“Saya menyambut gembira terselenggaranya turnamen open ini. Ini menjadi satu kesempatan yang baik bagi perguruan Shoto-Kai se-Indonesia,” ujar Hadi disambut tepuk tangan meriah dari peserta dan penonton.
Lebih dari sekadar kompetisi, ajang ini juga menjadi wahana silaturahmi antaratlet serta ajang pertukaran pengalaman teknik dan semangat juang. Hadi menekankan bahwa turnamen ini bisa menjadi momentum strategis untuk menjaring bibit unggul karateka Indonesia menuju pentas internasional.

“Kita harus bangkit. Kita tunjukkan pada dunia bahwa perguruan karate di Indonesia unggul. Pengalaman kemarin kita dapat peringkat dua di turnamen di Brunei,” imbuhnya, mengingatkan prestasi yang baru saja diraih.
Hadi juga mengajak seluruh insan karate Indonesia untuk bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar, termasuk SEA Games yang akan digelar di Thailand pada Desember mendatang.
“Turnamen ini sebagai ajang pemanasan, mempersiapkan diri supaya bisa tampil dan berprestasi di kancah dunia,” ujarnya menegaskan.
Tak hanya kepada para atlet, Hadi juga menyampaikan pesan penting kepada para pelatih, wasit, dan pengurus Forki. Evaluasi menyeluruh, menurutnya, menjadi bagian penting untuk meningkatkan kualitas pembinaan maupun penyelenggaraan turnamen di masa mendatang.
“Saya pesan kepada pelatih dan wasit, saatnya evaluasi. Apa yang harus dievaluasi, sampaikan kepada PB Forki. Contohnya, apakah wasit kita masih diakui internasional,” pungkasnya lugas.
Selama dua hari pelaksanaan, atmosfer penuh semangat dan sportivitas membalut setiap pertandingan. Tercatat sebanyak 810 pertandingan berlangsung dengan tertib dan kompetitif, terdiri atas 302 kelas festival dan 508 pertandingan kategori open.
Ajang ini menjadi bukti bahwa karate bukan sekadar olahraga bela diri, namun juga wahana pembentukan karakter, sportivitas, dan semangat juang generasi muda Indonesia.
Pewarta: Slamet