SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Pengasuh Pondok Pesantren Ahmada Al-Hikmah Purwoasri Kediri yakni Gus Harishul Ilmi resmi meraih gelar doktor Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.
Dalam disertasinya, ulama yang akrab disapa Gus Ais ini memaparkan sebuah paradigma baru dalam pembelajaran penerjemahan Al-Qur’an dengan penelitian berjudul “Pengajaran Penerjemah Melalui Metode Al-Qur’an dalam Perspektif Sosiolinguistik” di hadapan para pakar Pendidikan Bahasa Arab UIN Maliki Malang.
Deretan pakar Pendidikan Bahasa Arab yang menguji disertasi dari Gus Ais di antaranya Prof. Dr. H. Mohammad Samsul Ulum, MA (penguji utama); Dr. H. Miftahul Huda, MA (penguji); Dr. H. Nur Hadi, MA (penguji); Prof. Dr. H. M. Abdul Hamid, MA (ketua penguji); Dr. H. Sutaman, MA (asisten ketua); Prof. Dr. Muassomah, M.Si.,M.Pd (promotor); dan Dr. Halimi, M.Pd (co-promotor).
Gus Ais menyampaikan, penelitian berjudul “Pengajaran Penerjemah Melalui Metode Al-Qur’an dalam Perspektif Sosiolinguistik” ini mengintegrasikan metode Al-Qur’an dengan kajian sosiolinguistik.
“Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan penerjemah terhadap konteks budaya, sosial, makna yang lebih luas, menjawab tantangan globalisasi bahasa dan kebutuhan kompetensi translasi yang tidak hanya tekstual tetapi juga kontekstual,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Lebih lanjut, jajaran penguji yang terdiri dari pakar Pendidikan Bahasa Arab UIN Maliki Malang memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap penelitian yang dilakukan oleh Gus Ais terkait dengan hadirnya paradigma baru atau metode baru dalam pembelajaran penerjemahan Al-Qur’an.
Ketua Penguji Prof. Dr. H. M. Abdul Hamid, MA menyampaikan, bahwa metode pembelajaran penerjemahan Al-Qur’an yang ditawarkan Gus Ais berpotensi untuk diterapkan di berbagai lembaga pendidikan.
“Model ini bisa diterapkan secara masif di berbagai lembaga pendidikan. Ke depan, instrumen evaluasi perlu disempurnakan agar kompetensi penerjemah dapat terukur lebih komprehensif,” katanya.
Selain itu, Asisten Ketua Penguji Dr. H. Sutaman, MA menuturkan bahwa model pembelajaran penerjemahan Al-Qur’an yang ditawarkan Gus Ais merupakan inovasi penting dalam pembelajaran translasi modern.
“Pendekatan berbasis Al-Qur’an tidak hanya memperkaya dimensi religius, tetapi juga menguatkan kesadaran sosial dalam proses penerjemahan,” tuturnya.
Selanjutnya, setelah melalui berbagai tahapan akademiknserta evaluasi dari jajaran penguji, maka Gus Ais dinyatakan lulus dari Program S3 Pendidikan Bahasa Arab dan berhasil menyandang gelar doktor untuk Pendidikan Bahasa Arab.
Para penguji juga berharap, hasil penelitian yang dilakukan Gus Ais mampu memperkaya kurikulum pembelajaran Pendidikan Bahasa Arab, khususnya dalam bidang penerjemahan berbasis nilai Al-Qur’an dan kajian sosiolinguistik.
Sebagai informasi, Harishul Ilmi atau yang akrab disapa Gus Ais merupakan putra kedua dari KH. Ahmad Da’in Arief Badrus dan Nyai Hj. Khurriyah Chudori. Gus Ais merupakan seorang Hafidz Qur’an yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ahmada Al-Hikmah, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri.
Gus Ais telah menikah dan dikaruniai empat orang anak yakni dua laki-laki dan dua perempuan. Sosok ulama yang juga aktif di Pengurus Cabang Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Kabupaten Kediri sebagai Wakil Ketua ini telah menuntaskan pendidikan di berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia. Di antaranya, Gus Ais menuntaskan jenjang S1 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, jenjang S2 di UIN Sunan Ampel Surabaya, serta jenjang S3 di UIN Maliki Malang.