Suaramalang – Pencipta ChatGPT, OpenAI, baru saja merilis platform baru mereka bernama Sora. Sora menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menerjemahkan perintah teks (prompt) menjadi video.
Cara kerja Sora mirip dengan DALL-E yang digunakan untuk membuat gambar. Pengguna cukup menulis adegan yang diinginkan, Sora kemudian menerjemahkan instruksi tersebut ke dalam klip video definisi tinggi. Sora dapat membuat klip video berdasarkan gambar, memperluas video yang sudah jadi, dan mengisi bingkai kosong dalam video. Sora saat ini hanya bisa membuat video berdurasi 1 menit.
“Sora berfungsi sebagai dasar bagi model yang dapat memahami dan membuat simulasi dunia nyata,” kata OpenAI dalam pengumuman di blog resminya.
OpenAI saat ini hanya menyediakan Sora untuk kelompok kecil yang dikenal sebagai “tim merah”. Mereka bertindak sebagai penguji “keamanan”, mencari celah dalam model Sora yang dapat dieksploitasi untuk menciptakan informasi yang salah dan bias.
Kemunculan Sora merupakan bagian dari upaya OpenAI untuk mencapai “multimodalitas”, yaitu menciptakan model AI yang dapat menggabungkan teks, gambar, dan video.
Video merupakan tahap berikutnya dalam pengembangan layanan AI generatif, setelah chatbots dan pembuat gambar. Sebelum OpenAI, Meta dan Google sudah memiliki platform AI sendiri.
Google meluncurkan platform video bernama Lumiere pada bulan Januari. Amazon memiliki Create on Alexa, yang berspesialisasi dalam membuat video animasi pendek untuk anak-anak. Lalu ada produk buatan startup bernama Stability AI yang diberi nama Stable Video Diffusion.
Munculnya video yang dihasilkan oleh AI juga menimbulkan kekhawatiran mengenai peredaran deepfake, yaitu konten buatan AI yang sangat mirip dengan gambar, suara, dan video asli. Menurut Clarity, jumlah deepfake yang beredar di internet meningkat 8 kali lipat dalam setahun terakhir. Banyak pihak yang khawatir deepfake digunakan untuk mengganggu proses pemilu di berbagai negara.
OpenAI mengatakan mereka membangun “pengklasifikasi deteksi” yang dapat mengidentifikasi klip video yang dibuat oleh Sora. Video Sora juga disematkan “metadata” sehingga dapat dikenali sebagai konten yang dihasilkan AI. Sistem seperti ini juga digunakan Meta untuk mengidentifikasi gambar yang dibuat oleh AI.
Dunia ini lebih besar dari sekedar teks. Jadi bagi kami, teks dan kode selalu terasa tidak lengkap,” kata COO Brad Lightcap CNBC Internasional.