Sarasehan FKUB Malang 2025: Wali Kota Tegaskan Kota Damai, Kerukunan Antarumat Jadi Teladan Nasional

SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Malang menggelar Sarasehan Penguatan Kelurahan Sadar Kerukunan Beragama di Savana Hotel & Convention, Selasa (30/9/2025).

Acara ini menghadirkan tokoh lintas agama dari enam pemeluk agama di Kota Malang sebagai wujud nyata kebersamaan dalam merawat harmoni keberagaman.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama adalah fondasi utama bagi terciptanya situasi kondusif dan damai di kota.

Menurutnya, sarasehan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat toleransi di tingkat kelurahan melalui ruang dialog dan silaturahmi.

“Kelurahan Tanjungrejo dan Karangbesuki telah menjadi contoh kelurahan sadar kerukunan. Harapannya, semangat ini dapat menular ke kelurahan lain sehingga moderasi beragama semakin kuat di Kota Malang,” ujar Wahyu.

Ia menekankan, Kota Malang selama ini dikenal luas sebagai kota damai, sehingga seluruh elemen masyarakat harus menjaga komitmen agar tidak ada pihak yang mencoba merusak persatuan.

“Kota Malang adalah kota damai. Dengan kerukunan, kita bisa menjadikan keberagaman sebagai kekuatan yang menyatukan, bukan memecah belah,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Malang, KH. Ahmad Taufik Kusuma, menyampaikan bahwa Kota Malang mendapat pengakuan sebagai daerah dengan kerukunan umat beragama terbaik di Jawa Timur.

“Ini motivasi bagi kita untuk terus merawat dan meningkatkan kerukunan. Jangan sampai hanya dikenal baik, lalu mengendur,” katanya.

KH. Taufik menjelaskan bahwa dua kelurahan percontohan, yakni Tanjungrejo dan Karangbesuki, dinilai berhasil mewujudkan kerukunan karena memiliki rumah ibadah beragam dengan umatnya yang aktif berinteraksi.

Menurutnya, kerukunan bukan hanya soal bangunan rumah ibadah yang berdampingan, tetapi juga komunikasi hidup antarumat beragama dalam aktivitas sosial dan keseharian.

“Inilah yang menjadi ciri Kota Malang, yakni adanya interaksi yang nyata, bukan sekadar simbol keberagaman,” jelasnya.

FKUB berharap melalui sarasehan ini dapat lahir komitmen bersama untuk menumbuhkan toleransi yang berkelanjutan, terutama di kalangan generasi muda.

Langkah tersebut dapat diwujudkan melalui dialog lintas iman, kegiatan sosial bersama, hingga forum silaturahmi antaragama yang rutin diadakan di lingkungan masyarakat.

Dengan begitu, wajah keberagaman di Kota Malang tidak hanya terjaga, tetapi juga mampu menjadi teladan kerukunan di tingkat nasional bahkan internasional.

Kegiatan sarasehan ini sekaligus mempertegas posisi Kota Malang sebagai salah satu daerah yang mampu menjadikan pluralitas sebagai kekuatan pembangunan sosial dan demokrasi yang inklusif.

Pewarta : M.Nan

Exit mobile version