Serapan MBG 2025 Baru 28%, Anggaran 2026 Justru Naik 4 Kali Lipat Jadi Rp335 Triliun

SUARAMALANG.COM, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan usai muncul perbedaan pandangan antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengenai serapan anggaran tahun 2025.

Purbaya menegaskan akan tetap memotong anggaran MBG jika serapannya tidak maksimal hingga akhir Oktober 2025. Sikap ini menunjukkan kehati-hatian fiskal dalam menjaga disiplin penggunaan APBN.

“Kan kita melihat sampai akhir Oktober, kalau tidak menyerap ya kita akan potong juga,” kata Purbaya di Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Sebaliknya, Luhut menilai penyerapan anggaran MBG sudah menunjukkan perbaikan signifikan sehingga tidak perlu ada pemotongan.

“Penyerapan anggarannya sekarang kelihatan sangat membaik. Sehingga Menteri Keuangan tidak perlu nanti mengambil anggaran yang tidak terserap,” ujar Luhut usai rapat bersama Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Perbedaan sikap dua pejabat tinggi negara ini menegaskan adanya tarik ulur antara kehati-hatian fiskal dan optimisme politik-ekonomi dalam mengawal program unggulan pemerintah.

Data Kementerian Keuangan menunjukkan, realisasi anggaran MBG pada 2025 memang masih minim. Dari total pagu Rp71 triliun, penyerapan per akhir September baru mencapai 28 persen atau sekitar Rp20 triliun setelah mekanisme pencairan diperbaiki.

Meski realisasi berjalan landai sepanjang tahun, pemerintah justru menyiapkan lonjakan alokasi besar pada tahun depan. Dalam APBN 2026, anggaran MBG dipatok hingga Rp335 triliun, lebih dari empat kali lipat alokasi tahun 2025.

Lonjakan tersebut mencerminkan ambisi pemerintah memperluas manfaat program MBG agar menjangkau lebih banyak penerima di seluruh Indonesia.

”Kalau dilakukan evaluasi, kita akan lakukan. Bukan cuma MBG. Semua anggaran K/L, semuanya dilakukan evaluasi. Kalau pertanyaannya kenapa (anggaran MBG) tahun depan lebih banyak, ya, karena target dan kebutuhannya jadi lebih besar,” kata Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu, Astera Primanto Bhakti dalam media briefing di Jakarta, Jumat (3/10/2025).

Menurut Astera, perbaikan sistem pencairan anggaran yang sudah diterapkan sejak pertengahan 2025 diyakini akan meningkatkan kinerja serapan pada tahun 2026.

Pemerintah berharap dengan mekanisme pencairan yang lebih cepat dan efisien, lonjakan alokasi MBG pada 2026 dapat terserap maksimal, sehingga manfaatnya lebih luas dirasakan masyarakat.

Dengan demikian, dinamika antara ancaman pemotongan oleh Menkeu dan keyakinan Luhut terhadap perbaikan serapan anggaran, berpadu dengan ambisi besar pemerintah untuk memperbesar alokasi tahun depan, menjadi penentu arah keberlanjutan program MBG sebagai salah satu prioritas nasional.

Pewarta : M.Nan

Exit mobile version