SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Organisasi Masyarakat Madura Asli (MADAS) ini membersihkan pos lalu lintas setelah dirusak massa korban dari provokasi oknum yang menyusup saat demonstrasi pada hari senin malam (01/09) yang lalu.
Aksi solidaritas yang dipimpin Ashadi (60) sekaligus korlap bersama 10 orang perwakilan MADAS, mendatangi Pos Lantas di simpang tiga eks PDAM Lama, Pos Lantas Savana, dan Pos 12.0 Alun-Alun Kota Malang yang biasanya juga dimanfaatkan untuk pembayaran Pajak STNK. (02/09)
Dengan menggunakan alat kebersihan sederhana, para relawan membersihkan sisa-sisa bangunan yang hangus terbakar, mengumpulkan sisa kayu, besi dan sampah sisa aksi anarkis.
Menurut Ashadi, bersih-bersih pos pantau tersebut, bentuk ekspresi kepedulian warga terhadap situasi keamanan dan kenyamanan kota.
“Kami hanya membersihkan, Kami ingin Kota Malang tetap bersih, aman dan damai, kami tidak ingin Kota Malang tampak mencekam hanya karena ulah segelintir oknum perusak,” tegasnya.
Ashadi menambahkan, tindakan perusakan pos polisi tidak hanya terjadi di tiga titik tersebut, melainkan hampir di semua pos pengawas lalu lintas di Kota Malang.
Beberapa di antaranya bahkan terbakar habis akibat provokasi pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Dalam kesempatan itu, warga MADAS menyampaikan deklarasi damai sebagai komitmen menjaga kondusivitas dan menolak segala bentuk anarkisme:
1. Mengutuk keras tindakan kekerasan, anarkis dan perusakan fasilitas umum.
2. Menegaskan, bila ditemukan pelaku perusakan, masyarakat Malang siap menolak dan melawan upaya merusak kota.
3. Mendukung aksi demokrasi yang damai tanpa mengganggu keamanan dan ketertiban.
4. Mengajak seluruh warga bergandengan tangan menjaga Kota Malang tetap tenteram dan nyaman.
Ashadi juga menyerukan pesan kebersamaan khas arek Malang, “Ayok bareng-bareng njogo Kota Malang, ben Malang tetap suantai sam (Ayo bersama-sama menjaga Kota Malang, biar Malang tetap santai Mas),” ujarnya.
Kerja bakti pasca demo ini menjadi perhatian tersendiri dari pengguna jalan yang melintas dan dinilai, aksi sosial tersebut sebagai bukti, masyarakat tidak tinggal diam jika ada fasilitas umum dirusak.
Aksi solidaritas dan bentuk kepedulian Kondusifitas warga arema tersbut, simbol perlawanan adanya provokasi dan aksi anarkis.
Ashadi berharap dengan aksinya tersebut bisa menumbuhkan kesadaran bersama untuk menjaga kamtibmas, serta mencegah kejadian agar tidak terulang.
“Kami sebagai masyarakat mendukung demokrasi, tapi menolak keras aksi anarkisme. Kota Malang rumah kita kudu Damai, jadi harus dijaga bersama.” tutup Ashadi.
Pewarta: *Slamet K