Suaramalang – Lailatul Qadr adalah malam yang penuh berkah. Keberkahan malam ini berlipat ganda karena berada di bulan Ramadhan.
Lailatul Qadar memiliki makna yang luar biasa karena Al-Qur’an diturunkan pada malam itu sebagai penjelasan dan pembeda antara yang benar dan yang batil. Selain itu, Lailatul Qadr lebih penting dari seribu bulan.
Menurut perhitungan Syekh Abdul Halim Mahmud, seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan, yang merupakan standar umur manusia.
Pada malam Lailatul Qadr, setiap umat Islam diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, apalagi jika ia menunaikan shalat Isya pada malam itu.
3 Kebiasaan Pemenang Lailatul Qadr
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha mengungkapkan, umat Islam mempunyai potensi besar untuk mendapatkan Lailatul Qadr di bulan Ramadhan.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menegaskan, kepastian mendapat Lailatul Qadr tidak selalu diukur dengan tanda-tanda yang diketahui banyak orang seperti sinar matahari yang tidak terik di siang hari.
Orang yang tidak melihat atau merasakan tanda-tandanya bukan berarti tidak bisa bertemu Lailatul Qadr.
Berdasarkan hadis Rasulullah SAW, setiap umat Islam yang berpuasa di bulan Ramadhan karena beriman kepada Allah SWT dan mengharap pahala-Nya, akan mendapatkan Lailatul Qadr.
Menurut Gus Baha, hadis ini harusnya menjadi patokan, bukan sibuk mencari pertanda.
Gus Baha juga menjelaskan, yang diperlukan untuk mendapatkan malam kemuliaan adalah puasa istiqomah, salat Isya berjamaah, dan salat Tarawih.
“Selama berpuasa, asalkan selalu bergandengan tangan untuk salat Isyak, maka Lailatul Qadar untuk salat Tarawih bisa didapat,” ujar Gus Baha di kanal YouTube Santri Gayeng.
Ulama kelahiran Rembang ini juga menjelaskan, banyak ulama yang meyakini Lailatul Qadr akan didapati oleh setiap muslim yang berpuasa, tidak maksiat, dan selalu salat Isyak berjamaah.
“Orang yang mempunyai kebiasaan seperti itu dianggap telah mendapat Lailatul Qadr,” jelas Gus Baha.