Iklan

Wabup Malang Lathifah Shohib Sowan ke KH Abdul Salam Mujib, Doakan Ponpes Al Khoziny Bangkit Usai Musibah

Iklan

SUARAMALANG.COM, Sidoarjo – Wakil Bupati Malang, Dra. Hj. Lathifah Shohib, bersilaturahmi dan sowan ke KH Abdul Salam Mujib, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pada Rabu (1/10) malam.

Kehadiran Wabup Lathifah ke pesantren yang dikenal dengan sebutan “Pondok Buduran” itu tidak lain untuk menyampaikan duka cita mendalam atas musibah ambruknya bangunan empat lantai yang sebagian difungsikan sebagai musala.

Iklan

Musibah tersebut terjadi pada Senin (29/9) sore, saat para santri tengah khusyuk menunaikan salat Ashar berjamaah di lantai bawah bangunan.

Peristiwa itu menyisakan duka mendalam tidak hanya bagi keluarga besar Ponpes Al Khoziny, melainkan juga bagi masyarakat luas, khususnya kalangan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam kesempatan sowan tersebut, Wabup Lathifah menegaskan rasa prihatinnya kepada KH Abdul Salam Mujib dan seluruh keluarga besar pesantren.

“Alhamdulillah tadi saya bisa sowan ke KH Abdul Salam Mujib, Pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo di kediaman. Saya mengucapkan turut prihatin kepada seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny dan keluarga yang putranya tertimpa musibah. Semoga semuanya diberikan kesabaran oleh Allah SWT,” ujar Lathifah dengan penuh empati.

Ungkapan duka itu disampaikan langsung kepada pengasuh pesantren sebagai wujud kedekatan antara pemerintah daerah dan dunia pesantren di Jawa Timur.

Ponpes Al Khoziny sendiri dikenal sebagai salah satu pesantren tertua di Jawa Timur yang telah berdiri hampir satu abad.

Pesantren ini memiliki rekam jejak panjang dalam mendidik generasi bangsa, mencetak ulama, dan menjaga tradisi keilmuan Islam.

Tidak hanya itu, Ponpes Al Khoziny juga berperan besar dalam memperkuat peradaban pesantren di Jawa Timur dan meneguhkan kontribusinya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Musibah yang menimpa bangunan pesantren ini menurut banyak kalangan bukan sekadar peristiwa lokal, melainkan pukulan emosional yang dirasakan komunitas pesantren di berbagai daerah.

Sejumlah tokoh NU dan masyarakat luas menyampaikan rasa kehilangan dan keprihatinan mereka melalui berbagai saluran, termasuk media sosial dan kunjungan langsung ke lokasi.

Silaturahmi Wabup Lathifah ke Ponpes Al Khoziny menegaskan pentingnya kebersamaan dalam menghadapi musibah serta dukungan moral bagi keluarga korban dan santri.

Kunjungan ini juga memperlihatkan bahwa hubungan antara pemerintah daerah dan pondok pesantren bukan semata hubungan formal, tetapi juga hubungan emosional yang dibangun atas dasar rasa hormat dan kebersamaan.

Dalam konteks yang lebih luas, peristiwa ini menjadi pengingat bahwa keberadaan pesantren bukan hanya institusi pendidikan keagamaan, melainkan juga pusat pengkaderan, kebudayaan, dan ketahanan sosial masyarakat.

Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo, dengan segala kiprahnya, telah menunjukkan dedikasi dalam menjaga nilai-nilai Islam, menguatkan identitas bangsa, dan melahirkan generasi yang siap mengabdi kepada masyarakat.

Musibah yang terjadi tidak menyurutkan semangat pengasuh, santri, maupun masyarakat untuk tetap meneguhkan perjuangan pesantren sebagai pilar pendidikan dan peradaban.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, diharapkan pesantren ini dapat segera bangkit dan melanjutkan pengabdiannya bagi umat dan bangsa.

Silaturahmi dan doa yang disampaikan Wabup Malang menjadi bentuk nyata solidaritas dan empati, sekaligus menegaskan pentingnya sinergi semua pihak dalam menjaga dan mendukung keberlangsungan pesantren.

Momentum ini diharapkan dapat menjadi penguat bagi keluarga besar Ponpes Al Khoziny dalam melewati masa duka dan bangkit menatap masa depan dengan penuh optimisme.

Pewarta : M.Nan

Iklan
Iklan
Iklan