Iklan

Wali Kota Malang Sebut Penyebab Banjir dari Sedimen Sampah yang Tinggi

Iklan

SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Banjir yang kembali melanda sejumlah titik di Kota Malang membuat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat turun langsung meninjau lokasi. Dari hasil pengecekan di lapangan, Wahyu menemukan penyebab utama genangan air ternyata berasal dari endapan sampah yang menumpuk dan memicu sedimentasi di saluran.

“Air tidak bisa masuk ke dalam, padahal saluran sudah kami buat dan ada bak kontrol, tadi saya melihat, tetapi sedimen sampah yang ada di sana sangat tinggi,” kata Wahyu, dikutip Antara, Jumat (12/12).

Iklan

Menurut Wahyu, salah satu titik yang cukup parah terjadi di saluran air di Jalan Letjen Sutoyo. Endapan sampah yang menutup saluran membuat aliran air tersumbat, sehingga hujan deras langsung berubah menjadi banjir.

Pemkot Malang kini menyiapkan langkah cepat. Pengerukan sedimen akan dilakukan untuk membuka jalur aliran air agar insiden serupa tidak kembali terjadi. Wahyu menegaskan pengerjaan tersebut menjadi prioritas agar kawasan rawan banjir segera terbebas dari risiko genangan.

Namun, masalah di lapangan ternyata bukan hanya soal sedimentasi. Wahyu mengungkap bozem di kawasan Tunggulwulung juga tidak mampu lagi menahan debit air yang meningkat tajam.

“Jadi kalau bozem ini amber (meluap) ya kami pasti bisa memprediksi Malang akan banjir,” ujarnya.

Sementara itu, proyek pembangunan drainase besar-besaran masih dikebut di jalur Soekarno-Hatta. Pembangunan ini membentang dari utara ke selatan, lengkap dengan penyudetan ke arah Jalan Kedawung dan Jalan Letjen Sutoyo, dua kawasan yang termasuk dalam 39 titik banjir yang muncul kemarin sore.

“Termasuk tahun depan, kami sekarang sudah lelang untuk sudetan sekitar Klojen ke Metro,” kata Wahyu.

Ia optimistis, jika seluruh proyek drainase selesai dikerjakan, persoalan banjir di Kota Malang dapat teratasi pada 2026.

Meski begitu, Wahyu menekankan bahwa masalah banjir tak hanya bisa dibebankan kepada pemerintah. Peran masyarakat turut menjadi faktor penting.
“Ayo masyarakat bersama-sama menyadari ini,” pungkas Wahyu.

Iklan
Iklan
Iklan