SUARAMALANG.COM, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menjatuhkan ultimatum keras kepada dapur mitra penyedia makanan bergizi (MBG) setelah insiden keracunan massal yang menimpa ribuan anak sekolah di berbagai daerah.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan pihaknya tak akan main-main dengan kesehatan generasi muda. “Saya sungguh menyesalkan, akibat dari 45 dapur bermasalah, kini 9.400 dapur lain bisa ikut terancam. Ini jelas insiden keamanan pangan yang sangat serius,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Data resmi BGN per 25 September 2025 mencatat 5.914 anak keracunan akibat konsumsi makanan MBG. Jumlah ini melonjak dari catatan sebelumnya, yakni 4.711 orang per 22 September. Bahkan di Kabupaten Bandung Barat saja, lebih dari 1.315 siswa dilaporkan sakit dengan gejala mual, pusing, dan diare.
“Angka ini tidak bisa dianggap sepele. Ini alarm keras bahwa sistem pengolahan pangan di sejumlah dapur benar-benar bermasalah,” kata Nanik.
Dari 45 dapur yang diperiksa, 40 langsung ditutup tanpa batas waktu. Penutupan ini akan berlangsung hingga seluruh proses penyelidikan, investigasi, serta perbaikan sarana dan prasarana rampung dilakukan.
Tak hanya itu, BGN juga melayangkan surat resmi kepada seluruh mitra MBG. Mereka diwajibkan melengkapi tiga dokumen vital dalam kurun satu bulan. Yakni Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Sertifikat halal, dan Sertifikat penggunaan air layak pakai
“Kami beri waktu hanya satu bulan. Kalau tidak dipenuhi, maka tidak ada pilihan lain: dapur tersebut akan kami tutup. Kontrak kerja sama hanya berlaku satu tahun, dan di dalamnya ada klausul yang memberi kami kewenangan untuk menghentikan kontrak secara sepihak,” tegas Nanik.
Ia menekankan bahwa BGN tidak akan memberikan toleransi sedikit pun bagi pelanggaran keamanan pangan. “Ini menyangkut nyawa dan kesehatan anak-anak. Tidak ada ruang kompromi. Kami tidak segan-segan menindak tegas,” pungkasnya.
Pewarta : Kiswara