SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kembali menjadi momentum penting bagi industri perhotelan di Kota Malang. Seiring meningkatnya arus wisatawan, tingkat hunian hotel diperkirakan akan melonjak signifikan dan minimal menembus angka 80 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, menyebut tren pemesanan kamar sudah mulai terlihat sejak 24 Desember lalu. Saat itu, rata-rata okupansi hotel anggota PHRI sudah berada di kisaran 70 persen.
“Kalau di rata-rata dari seluruh hotel yang tergabung PHRI, saat ini keterisian mencapai 70 persen. Tetapi ada beberapa hotel yang kamarnya penuh,” ujar Agoes, dikutip RadarMalang, Sabtu (27/12).
Menurutnya, tingkat hunian tersebut jauh di atas kondisi hari normal yang biasanya hanya berada di angka 40 hingga 50 persen. Hotel-hotel yang sudah penuh umumnya berada di kawasan wisata dan pusat kota, terutama yang dekat dengan destinasi favorit.
Agoes mencontohkan, sejumlah hotel di sekitar Kajoetangan Heritage seperti Whitz Prime dan Hotel Citihub Kajoetangan mencatatkan okupansi tinggi sejak awal libur Natal.
Puncak kedatangan wisatawan diperkirakan terjadi setelah perayaan Natal. Agoes memperkirakan arus tamu akan semakin padat mulai Sabtu (27/12/2025), bertepatan dengan dimulainya libur panjang akhir tahun.
“Karena Jumat hari nanggung, masih ada orang masuk kantor. Setelah Sabtu sampai tahun baru bisa libur panjang,” ungkap dia.
PHRI Kota Malang memproyeksikan okupansi hotel akan minimal menyentuh 80 persen pada 27 Desember dan berpotensi meningkat hingga 90 persen menjelang malam pergantian tahun. Menurut Agoes, tren tahun ini relatif stabil dan tidak mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tahun ini tidak ada penurunan okupansi. Hampir sama seperti 2024 lalu,” imbuhnya.
Untuk menjaga minat wisatawan, sejumlah hotel juga menyiapkan berbagai program khusus selama libur Nataru. Mulai dari gala dinner bertema Natal dan Tahun Baru hingga beragam acara hiburan yang dikemas khusus untuk tamu hotel.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menuturkan pihaknya juga menargetkan tingkat hunian hotel minimal 80 persen selama libur Nataru. Berdasarkan laporan sementara, okupansi saat ini masih berada di kisaran 60 hingga 70 persen.
Baihaqi optimistis, peningkatan okupansi hotel akan berbanding lurus dengan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Malang. Saat ini, realisasi kunjungan wisata masih berada di angka 90 persen dari target 3,3 juta wisatawan sepanjang tahun.
“Dengan peningkatan okupansi ini kami optimistis target kunjungan wisata bisa sesuai target,” ucapnya.
Pada momen Nataru, Kajoetangan Heritage masih menjadi andalan destinasi wisata Kota Malang. Tak heran jika hotel-hotel di sekitarnya selalu mencatatkan tingkat hunian tinggi. Selain itu, pusat perbelanjaan juga diprediksi ikut ramai.
“Geliat juga akan meningkat di pusat perbelanjaan seperti MOG. Puncaknya setelah Natal, menjelang tahun baru,” imbuh Baihaqi.
Untuk menjaga keberlanjutan sektor pariwisata, Baihaqi menekankan pentingnya penguatan karakter wisata Kota Malang. Mulai dari wisata kuliner, belanja, pendidikan, hingga pengembangan kampung-kampung tematik.
