SUARAMALANG.com, Kabupaten Malang – Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP), mulai melakukan langkah antisipasi mewabahnya serangan hama tikus sawah ( Rattus argentiventer) yang menjadi salah satu Organisme Pengganggu (OPT). Dampaknya, serangan hewan pengerat itu membuat hektaran sawah siap panen milik petani rusak hingga mengalami kerugian.
Salah satu strategi yang dipakai oleh DTPHP dalam mengendalikan hama tikus adalah, dengan memanfaatkan peran predator. Yakni berupa burung hantu ( Tyto alba) yang mudah dikembang biakkan. Peranan burung hantu nantinya, diharapkan bisa menjadi musuh alami tikus.
” Tyto alba spesies yang memiliki beberapa kelebihan, dibandingkan dengan spesies lain karena ukuran tubuh relatif lebih besar,” ujar, Kepala DTPHP Kabupaten Malang, Avicenna Saniputra, Senin (7/7/2025).
Avicenna mengungkapkan, dikembangkannya Tyto alba ini banyaknya pengaduan yang masuk pada Bupati Malang. Dimana pengaduan itu juga diterima saat Bupati lakukan Sambang Desa Gotong Royong. Dengan adanya pengaduan tersebut, saat ini banyak dilakukan konservasi burung hantu dengan mendirikan Rubuha, atau rumah burung hantu diareal persawahan.
Spesies tyto alba ini, sambung Avicenna, memiliki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembangbiak. Dengan pemasangan Rubuha, hal ini bisa menjaga kelestarian sekaligus menjaga rantai makanan alami diareal persawahan.
“Kalau berdasarkan data yang kami miliki areal tanaman pangan, yang terkena serangan hama tikus mencapai 45,10 ha dari 31,5 ha teraebar di 17 kecamatan,” tegas Avicenna.
Avicenna menambahkan, untuk langka awal, pihak DTPHP akan menempatkan burung hantu pada Rubuha. Selanjutnya, ia berharap keberadaan burung hantu itu akan secara alami berkembang biak dengan sendirinya.
Pihaknya juga akan terus memantau serta merawat keberadaan burung tersebut dengan bekerjasama dengan Poktan yang ada di wilayah tersebut.
Sementara areal persawahan yang diserang hama tikus berada di wilayah kecamatan Dampit, Jabung, Karangploso, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pakis, Pakisaji, Poncokusumo, Singosari, Sumberpucung, Tumpang, Wagir, Wajak dan kecamatan Wonosari.
“Untuk luasan lahan yang terserang hama tikus setiap tempat berbeda luasannya. Namun secara total ada sekitar 45,10 ha dari luasan 301,5 ha,” beber Avicenna.
Pewarta : kiswara