SUARAMALANG. COM, Kota Malang— Program Magister Sosiologi DPPS Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menyelenggarakan Kuliah Pakar dengan tema “Memperkenalkan Studi Sosiologi Berbasis Wahyu” pada Selasa kemarin ( 23/12/2025), secara daring melalui Zoom Meeting.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang memiliki ketertarikan pada pengembangan ilmu sosial berbasis nilai-nilai transendental.
Kuliah Pakar ini menghadirkan Prof. Dr. Ridhah Taqwa, Guru Besar Sosiologi dari Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang, sebagai pemateri utama.
Diskusi dipantik oleh Rachmad K. Dwi Susilo, MA., Ph.D, Ketua Program Studi Magister Sosiologi DPPS UMM, yang menekankan pentingnya penguatan epistemologi sosiologi yang tidak terlepas dari wahyu serta tetap berpijak pada realitas sosial kontemporer.
Ia mengatakan bahwa dalam Sosiologi sudah berkembang Sosiologi agama yang bisa digunakan sebagai pintu masuk menjelaskan hubungan antara wahyu dan realitas sosiologis kemasyarakatan. Tinggal kita meramu dengan metodologi yang jelas dan akademis.
Dalam pemaparannya, Prof. Ridhah Taqwa menjelaskan bahwa Ilmu Sosial Berbasis Wahyu merupakan upaya menjadikan wahyu sebagai sumber nilai, etika, dan arah keilmuan untuk membaca serta menganalisis fenomena sosial.
Wahyu diposisikan sebagai petunjuk jalan lurus (al-shirāṭ al-mustaqīm) yang mengarahkan manusia pada kebenaran (haq) dan jalan Tuhan.
Hal ini ditegaskan dalam Al-Isrā’ [17]: 9 yang menyatakan, Al-Qur’an memberi petunjuk ke jalan yang paling lurus sekaligus memberikan kabar gembira bagi orang-orang beriman yang mengerjakan kebajikan.
Ayat ini dipahami sebagai jaminan kebenaran bagi manusia dalam menata kehidupan sosial yang adil, bermakna, dan berorientasi pada kebaikan bersama. Dengan demikian, wahyu tidak hanya bersifat normatif, tetapi juga memberikan arah praksis bagi tindakan sosial.
Selanjutnya, QS An-Nisā’ [4]: 170 menegaskan bahwa Rasul diutus dengan membawa kebenaran dari Tuhan untuk seluruh umat manusia. Ayat ini menempatkan iman sebagai respons etis dan rasional terhadap kebenaran wahyu, sekaligus menegaskan sifatnya yang universal dan melampaui ruang serta waktu.
Dalam konteks sosiologi, ayat ini menjadi dasar epistemologis bahwa wahyu dapat dijadikan rujukan sahih dalam memahami, menilai, dan mentransformasikan realitas sosial.
Diskusi semakin menguat ketika dibahas karakter sosiologi berbasis wahyu yang berkelanjutan. Berkelanjutan di sini, tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia, tetapi juga mempertimbangkan dimensi akhirat dan nilai-nilai universal yang diwariskan oleh para Nabi dan Rasul.
Pendekatan ini juga dinyatakan sebagai komprehensif dan universal, mencakup manusia, alam semesta, serta dimensi non-material, dengan menekankan pentingnya pendengaran, pemahaman, dan keyakinan (iman) dalam proses pengetahuan sosial.
Selain itu, dibahas pula integrasi antara ayat-ayat qauliyah (wahyu tekstual) dan kauniyah (tanda-tanda alam), yang menempatkan sosiologi sebagai ilmu yang terhubung dengan realitas lingkungan fisik dan sosial sekaligus berfungsi sebagai sarana refleksi moral dan transformasi sosial. Antusiasme peserta terlihat dalam sesi diskusi dan tanya jawab yang berlangsung aktif dan kritis.
Melalui Kuliah Pakar ini, Magister Sosiologi DPPS UMM menegaskan komitmennya untuk terus mengembangkan tradisi akademik yang kritis, integratif, dan bernilai profetik, serta berkontribusi dalam penguatan sosiologi yang berakar pada wahyu dan responsif terhadap dinamika sosial kontemporer.
Pewarta : *Rachmad
