Iklan

Magister Sosiologi UMM Medorong Kebijakan Budaya Yang Humanis dalam Dinamika Sosial

Iklan

SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Magister Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang menyelenggarakan Kuliah Pakar Online dengan tema “Sosiologi Budaya: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?” yang dihadiri oleh 40 lebih peserta baik dari mahasiswa magister, doktor, dan masyarakat umum.

Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman mahasiswa dan masyarakat mengenai pentingnya kajian sosiologi budaya dalam membaca dinamika sosial di era global.

Iklan

Kaprodi Magister Sosiologi UMM Rachmad Kristiono, Ph. D menyampaikan bila kuliah pakar ini menjadi bagian dari komitmen prodi untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang dinamika sosial-budaya sesuai dengan tema tempo hari.

” Dalam kajian sosiologi budaya kita mempelajari sebuah kenyataan yang menarik: kebudayaan dan masyarakat tidak dapat dipisahkan, keduanya saling membentuk dan saling mengandaikan. Secara metodologis, memang kita sering mengonseptualisasikan keduanya seolah-olah berdiri sendiri untuk memudahkan analisis—memisahkan budaya dari masyarakat. Namun, pemahaman yang mendalam mengingatkan kita bahwa keduanya adalah proses yang simultan, dinamis, dan saling memengaruhi.” katanya

Kuliah ini menghadirkan Agung Wibowo, seorang Post-doctoral Researcher di Research Center for Atlantic and International History (CRHIA UR 1163, La Rochelle University – Nantes University, Prancis). Agung meraih gelar Ph.D. dalam bidang Antropologi Historis, Sosial, dan Budaya, dengan fokus penelitian pada antropologi seni pertunjukan, morfologi sosial, gerakan politik, dan transformasi estetika teater rakyat di Indonesia.

Dalam pemaparannya, Agung menjelaskan, sosiologi budaya merupakan salah satu cabang penting dalam ilmu sosiologi yang mengkaji hubungan antara budaya dan struktur sosial.

Ia menekankan pentingnya memahami budaya tidak hanya sebagai produk, tetapi juga sebagai proses sosial yang memengaruhi pola pikir, perilaku, dan perubahan masyarakat.

“Budaya adalah cermin dari kehidupan sosial. Dengan memahami sosiologi budaya, kita tidak hanya mempelajari nilai, simbol, dan praktik masyarakat, tetapi juga memahami bagaimana budaya membentuk identitas dan memengaruhi relasi kekuasaan,” ujar Agung.

Acara diikuti oleh mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum dari berbagai daerah. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi. Para peserta menyambut positif materi yang disampaikan karena memberikan wawasan baru dan cara pandang kritis terhadap fenomena sosial-budaya yang berkembang.

Kuliah pakar ini diharapkan dapat menjadi ruang pembelajaran interaktif, memperkuat kompetensi akademik, dan memicu semangat penelitian lebih lanjut di bidang sosiologi budaya.

Pewarta : *Bahari

Iklan
Iklan
Iklan