Malam Tahun Baru, Lurah di Kota Malang Diminta Tetap Siaga Buntut Tawuran Mahasiswa

SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Pemerintah Kota Malang mengambil langkah antisipatif menjelang pergantian tahun menyusul insiden tawuran mahasiswa di kawasan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, yang menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya. Aparatur wilayah diminta meningkatkan kewaspadaan demi menjaga kondusivitas lingkungan.

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menekankan pentingnya kehadiran lurah di wilayah masing-masing selama momen Tahun Baru. Menurutnya, situasi rawan justru membutuhkan peran aktif aparatur pemerintahan paling dekat dengan warga.

“Persoalan ini (tawuran) sudah kami rapatkan dengan camat maupun lurah. Sekali lagi sudah saya sampaikan bahwa lurah, Pak Lurah selama tahun baru ini saya minta jangan ke mana-mana, tetap ada di tempat,” kata Wahyu, Rabu (31/12/2025).

Wahyu menilai, konflik yang berujung kekerasan seringkali berawal dari persoalan sederhana yang berkembang tanpa pengawasan dan komunikasi yang baik. Minimnya interaksi sosial, terutama di lingkungan dengan banyak pendatang, menjadi salah satu faktor pemicu.

Untuk itu, Pemkot Malang mendorong penguatan sistem keamanan lingkungan melalui siskamling. Skema ini dinilai mampu membangun kebersamaan antara warga lokal dan pendatang, sekaligus menjadi sarana deteksi dini potensi konflik.

“Dengan siskamling sebenarnya kita bisa meminimalisir gesekan-gesekan. Karena selama ini kalau tidak ada pos siskamling, antara penduduk asli dengan pendatang, itu sepertinya kita hidup sendiri-sendiri,” terangnya.

Tak hanya sebatas pengawasan administratif, Wahyu juga meminta lurah turun langsung ke lapangan dan berbaur dengan warga. Ia mendorong agar kegiatan ronda dikemas lebih fleksibel dan tidak kaku agar partisipasi masyarakat meningkat.

Dalam menjaga keamanan wilayah, lurah diminta melibatkan unsur TNI dan Polri. Sinergi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas dinilai penting untuk memperkuat koordinasi di tingkat kelurahan.

“Nanti bisa ajak Pak Lurah, Babinsa, Bhabinkamtibmas untuk bisa sama-sama menjaga lingkungan sekitar,” kata Wahyu.

Selain aparatur dan warga, Pemkot Malang juga menyoroti peran perguruan tinggi. Sebagai kota pendidikan, Malang memiliki ribuan mahasiswa dari berbagai daerah yang perlu dilibatkan dalam menjaga situasi tetap kondusif.

Terkait hal itu, Wahyu mengungkapkan rencana mengumpulkan pimpinan perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Malang untuk membahas langkah bersama pencegahan konflik sosial.

“Forum rektor sudah kita agendakan. Kemarin ketua forum rektor se-Kota Malang juga sudah datang ke saya, ada beberapa yang kita bahas. Selanjutnya mereka akan bahas pada forum rektor, dan setelah itu kita akan rapat bersama secara formal,” pungkas Wahyu.

Exit mobile version