SUARAMALANG.COM, Kabupaten Malang – Perusahaan Daerah Jasa Yasa kembali menjadi sorotan publik di penghujung akhir tahun 2025.
Sorotan tersebut muncul lantaran komitmen penyetoran Pendapatan Asli Daerah dari enam tempat wisata milik Pemkab Malang kembali dipertanyakan.
Target setoran PAD tahun 2025 yang dibebankan kepada PD Jasa Yasa sebesar Rp 2,38 miliar.
Hingga Rabu (31/12/2025) siang, belum ada kepastian setoran tersebut masuk ke Kas Daerah.
Kondisi tersebut bahkan sempat menjadi bahan pembicaraan internal di Gedung DPRD Kabupaten Malang.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Malang, Ali Murtadlo atau Gus Tado, mengungkapkan adanya candaan antaranggota dewan terkait realisasi setoran PD Jasa Yasa.
“Kok tahu saja kalau ada itu (ada anggota dewan dari partai berbeda taruhan). Yang satu, bilang jika Jasa Yasa akan membayar hari ini, namun anggota dewan satunya bilang jika Jasa Yasa sepertinya nggak akan berkomitmen lagi. Katanya, jika berniat membayar, ya sudah kemarin-kemarin,” ungkap Ali Murtadlo, Rabu (31/12/2025).
Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Malang, Yetty Nurhayati, menyampaikan bahwa PD Jasa Yasa berjanji akan menyetor kewajibannya di hari terakhir tahun 2025.
“Hingga pagi ini belum ada setoran, namun kita tunggu saja sampai pukul 12.00 WIB,” ungkap Yetty Nurhayati.
Menjelang siang hari, PD Jasa Yasa akhirnya menepati janjinya.
“Iya, tadi siang (Rabu/31/12/2025) sekitar pukul 12.00 WIB, ia menyetor Rp 1 miliar, lewat Bank Jatim,” ungkap Yetty Nurhayati.
Meski tidak sesuai target Rp 2,38 miliar, setoran tersebut membuat banyak pihak merasa lega.
Ali Murtadlo menyebut capaian tersebut jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Bagus lah, kami lega jika masih mampu menyetorkan segitu (Rp 1 miliar),” ungkap Gus Tado.
Ia menyebut pada tahun 2022 dan 2023 PD Jasa Yasa tidak menyetor PAD sama sekali dari target Rp 1 miliar per tahun.
Sementara pada tahun 2024, realisasi setoran hanya Rp 330 juta dari target Rp 2 miliar.
Koordinator LSM Pro Desa, Ahmad Kusairi, menilai setoran Rp 1 miliar tersebut belum dapat disebut prestasi.
Menurutnya, nominal tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan Pemkab Malang.
“Jika tidak begitu, ya tekor terus kalau masih dikelolanya. Mending, diserahkan ahlinya, untuk mengelola tempat wisata itu,” tegas Kusairi.
Ia mencontohkan Pantai Balekambang sebagai destinasi yang seharusnya mampu menghasilkan PAD lebih besar.
“Itu tempat wisata yang sudah jadi, tinggal perawatan saja. Jangan dibiarkan berkembang ala kadarnya seperti selama ini,” ungkapnya.
“Mestinya, di saat liburan panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) diberi event apa, biar makin menarik minat wisatawan,” pungkasnya.
