Peringkat Keempat Nasional PPD 2025, Inovasi Data Kemiskinan Jadi Penentu

SUARAMALANG.COM, Kota Malang– Kota Malang kembali mencatatkan prestasi di tingkat nasional dengan meraih peringkat keempat Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) 2025. Capaian ini diraih berkat inovasi berbasis data dalam penanggulangan kemiskinan melalui PDKTSAM Reborn.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, Dwi Rahayu, mengatakan penilaian PPD dilakukan secara berjenjang, dimulai dari tingkat provinsi hingga nasional.

“Tahun lalu kita peringkat pertama. Tahun ini sebenarnya tidak menargetkan, tetapi alhamdulillah masih bisa meraih peringkat empat nasional,” ujar Dwi, Senin (22/12/2025).

Menurutnya, penilaian PPD tidak hanya menitikberatkan pada hasil pembangunan, tetapi juga mencakup proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Inovasi yang berdampak langsung pada masyarakat menjadi salah satu indikator utama.

Dalam PPD 2025, Kota Malang mengusung PDKTSAM Reborn (Pendataan Kemiskinan Terpadu Kota Malang) sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan.

“PDKTSAM Reborn kami dorong sebagai satu sumber data terpadu bagi seluruh perangkat daerah, dengan fokus pada pengurangan akar kemiskinan, bukan sekadar bantuan jangka pendek,” jelas Dwi.

Ia menambahkan, pada tahap awal sistem ini menggunakan data P3KS dan DTKS sebelum adanya DTSEN, yang kemudian terus dimutakhirkan melalui koordinasi antara Dinas Sosial Kota Malang dan Kementerian Sosial.

“Pemutakhiran data dilakukan secara berkala agar kondisi masyarakat yang sebenarnya bisa tergambar. Warga yang sudah mandiri dikeluarkan, sementara yang membutuhkan segera dimasukkan,” tegasnya.

Keunggulan PDKTSAM Reborn terletak pada pendekatan by need, bukan hanya by name by address. Sistem ini memetakan kebutuhan spesifik masyarakat, sehingga intervensi program dapat lebih tepat sasaran.

Saat ini, PDKTSAM Reborn telah dimanfaatkan oleh sejumlah perangkat daerah, antara lain Dinas Sosial, Disdikbud, Diskopindag, Disnaker PMPTSP, serta Disporapar, baik untuk program sosial, pendidikan, pelatihan kerja, hingga pengembangan kepemudaan.

Selain itu, basis data tersebut juga telah terintegrasi dengan sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Malang, sehingga proses verifikasi penerima manfaat menjadi lebih cepat dan transparan.

Bappeda Kota Malang akan terus menyandingkan PDKTSAM Reborn dengan sistem DTSEN, agar pemantauan angka kemiskinan dan efektivitas program lintas perangkat daerah dapat dilakukan secara lebih akurat dan terukur.

“Dengan satu basis data yang sama, pengentasan kemiskinan di Kota Malang diharapkan semakin terarah dan berdampak nyata,” pungkas Dwi.

Pewarta: * Ali Nopan

Exit mobile version