SUARAMALANG.COM, Kota Malang – Piala Walikota Malang 2025 dalam cabang olahraga equestrian resmi digelar di Puncak Joyo Agung Merjosari, Kota Malang. Acara ke-4 ini oleh KONI Kota Malang tak hanya menyuguhkan kompetisi berkuda berkualitas, tetapi juga memberi dampak positif bagi olahraga lokal, masyarakat, dan sektor pariwisata.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, membuka turnamen dengan memberikan penghargaan tinggi kepada panitia dan para peserta. “Kami sangat mengapresiasi olahraga berkuda ini karena tidak hanya menjadi cabang olahraga yang baik, tetapi juga telah diminati oleh banyak warga Kota Malang, meskipun sebelumnya dianggap sebagai olahraga kelas atas,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan, melalui kompetisi semacam ini atlet-atlet lokal bisa menunjukkan kemampuan nyata mereka dan menjadi bibit unggul, sambil memperkuat sport tourism di Kota Malang.
Panitia dari Puncak Joyo Royal Stable melalui Ketua Penyelenggara, Muhammad Efril Maulana, memberikan statement resmi mengenai penyelenggaraan pesta equestrian ini. Efril menyebut bahwa tujuan utama kompetisi adalah:
“Motivasi kami dalam menyelenggarakan Piala Wali Kota Malang ini didasari oleh kurangnya event kejuaraan berkuda di Jawa Timur. Saat ini hanya beberapa daerah yang rutin menggelar kompetisi besar, sedangkan banyak atlet baru dan stable-stable kecil belum memiliki kesempatan tampil di kelas nasional.”
Efril juga memastikan bahwa fasilitas di Puncak Joyo Royal Stable sudah siap sebagai tuan rumah. Ada arena indoor dan outdoor, kandang temporer dan permanen, serta area pendukung seperti cafe dan stand UMKM. “Kami harap event ini tidak cuma menjadi ajang pertarungan, tetapi juga evaluasi agar kejuaraan di masa depan seperti Porprov dapat berjalan dengan kualitas fasilitas maksimal,” katanya.
Salah satu aspek komunikasi yang penting dari Piala Walikota Malang 2025 adalah dampak ekonomi lokal. Selain kompetisi atlet, pengunjung kompetisi turut membawa manfaat ekonomi melalui konsumsi kuliner, perdagangan UMKM, dan layanan lokal. Wali Kota Wahyu memandang hal ini sebagai peluang ganda (“win-win”) antara olahraga dan pengembangan ekonomi kreatif.
“Kegiatan seperti ini tidak hanya mengangkat prestasi atlet, tetapi juga menggerakkan ekonomi. Orang datang bukan hanya untuk melihat olahraga, tetapi juga menikmati suasana, mencicip kuliner setempat, dan membeli produk lokal,” kata Wahyu.
Kompetisi diikuti peserta dari berbagai stable di Jawa Timur dan sekitarnya. Walaupun detail juara tiap kelas belum diumumkan secara resmi, panitia mencatat banyak atlet menunjukkan performa baik di kelas Dressage dan Show Jumping. Beberapa stable yang sebelumnya kurang dikenal tampil dengan kepercayaan diri tinggi.
Ketua KONI Kota Malang, Djoni Sudjatmoko, mengungkap bila penghargaan bagi atlet berprestasi internasional dan nasional akan lebih ditingkatkan. Ia berharap melalui Piala Walikota ini, makin banyak atlet lokal yang terdorong mencapai prestasi lebih tinggi.
Salah satu target strategis adalah kesiapan Kota Malang sebagai tuan rumah dalam Porprov Jawa Timur yang akan datang, terutama cabang equestrian.
Kejuraan sebagai bukti bila equestrian bukan hanya olahraga elit, tapi bisa diakses masyarakat luas dengan fasilitas yang memadai dan penyelenggaraan transparan.
Event ini menjadi sarana pembinaan atlet baru sekaligus memperlihatkan panggung bagi mereka yang sudah berpengalaman.
Memperkuat citra Malang sebagai kota yang mendukung olahraga berkuda, pariwisata, dan usaha kecil menengah sekaligus.
Dengan penyelenggaraan Piala Walikota Malang 2025 yang meriah dan sukses, Malang semakin menegaskan diri sebagai pusat equestrian di Jawa Timur. Kompetisi ini bukan hanya soal siapa menang, tetapi soal membangun ekosistem olahraga, fasilitas pendukung, dan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Pewarta: *Solihin